Selasa, 25 Desember 2012

penyampai pesan

sebut saja ia penyampai pesan.

seorang lelaki. mapan dan tampan, dengan tinggi badan nyari dua kali lipat dari yang aku punya. dan kulit yang lebih lebih mulus dari aku miliki.
ah aku yakin, jika saja kau bertemu dengannya.. kau akan terpesona.

"boleh aku menitip sesuatu dari kota itu?", tanyaku hati-hati tanpa menggunakan hati kala itu. aku tak apa jika tertolak.

awalnya ia menolak permintaanku seraya berseloroh. dan aku menangkapnya dengan keseriusanku. namun aku butuh benda itu, melebihi kebutuhanku akan kehadirannya. hingga aku mengulang kembali tanyaku dimalam berikutnya. dan ia menyetujuinya.

"ah aku tahu, ini hanya alibimu agar bertemu denganku, bukan?" tanyanya entah dalam canda atau tidak.

"ya, kau menebaknya dengan tepat" , ujarku dengan cepat.

hingga hari dimana seharusnya aku menerima pesan yang aku titipkan padanya, aku tak kunjung jua bersua. dipagi yang sudah tak buta, ia memanggilku dipenyeranta. kami bersepakat untuk bertemu pada pukul yang sudah ditentukan. aku pun sudah menyampaikan beberapa jadwal yang tak dapat aku ubah. demi paksaan apa pun, aku belajar untuk melakukan yang sudah aku janjikan.

sang penyampai pesan adalah lelaki yang pernah menginjakkan bumi yang sama denganku. ia pun merupakan salah satu penghuni labirinku. kami pernah bertemu sepuluh tahun lalu. dan akhirnya saling kenal satu tahun yang lalu. hidup itu menyimpan banyak misteri dan jebakan, aku tak ingin lagi bermain-main dengan hidup.

pagi itu. aku sudah duduk manis disebuah warung kopi dekat dengan ruang kedatangan. peron terlalu ramai untuk mengosongkan hati dan pikiranku. sayup-sayup aku mendengar canda teman yang menitipkan pesan.

aku bosan mempertaruhkan hati, ujarku pada teman sekampung beda halaman itu.

sang penyampai pesan telah membuatku menunggu. aku menunggu pesan yang memang aku pesan. bukan menunggu ia yang aku titipkan.

peron semakin ramai. penyeranta tak kunjung ramai. penyerantaku masih tergelok sepi dan kopiku mulai dingin. 

satu setengah jam aku menunggu dan itu sudah cukup bagiku. aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi dan menawar apa pun dari dirimu dah hidupmu.

"sudah dimana?", tanyaku datar menutupi emosi yang menyingkirkan kesabaranku.
"masih ditempat yang aku katakan dipesan tadi."
"belum beranjak juga?"
"aku kan sudah memintamu untuk turut denganku ke rumahnya.."
aku terdiam

aku segera menutup pembicaraanku dengannya. menolak semua ajakannya. menolak semua tawarannya. mimpi buruk masih melekat dipikiranku. berkali-kali aku mengatakan 'maaf' padanya. dan berkali-kali pula ia bertanya untuk apa..

aku pulang.
setelah aku menerima titipan pesan, aku akan hilang.



Sabtu, 15 Desember 2012

happy christmas!

semangat natal semuanya!

yeay.. walau pun bie tidak merayakan natal, maka bie mengucapkan:

selamat natal bagi yang merayakannya!!!

sudah apa saja yang kalian lakukan untuk natal kali ini?

bie masih seperti tahun lalu. berhenti merayakan natal namun bukan berarti bie anti terhadap natal. tidak. rayakan saja natalmu dihadapanku.

bagi bie, antusias menyambut natal sama seperti antusias bie menyambut lebaran. tak ada yang berbeda. awalnya orang-orang disekitar menarik kesimpulan yang salah tentang hal ini, tapi tak apa. pada akhirnya mereka mengerti.

imanmu menyelamatkanmu dan imanku menyelamatkanku, kepercayaanmu untukmu dan kepercayaanku untukku. ada banyak cara merayakan natal, dan aku tak ingin sama denganmu. itu saja.

bie tidak punya baju natal, dan bie tidak langsung menarik diri dari kegiatan natal yang ada. kecuali ibadah. terima kasih telah mengundang bie untuk turut hadir ditengah ibadah dan perayaan natal kalian.

bie merayakan natal dengan cara bie yang mereka bilang bukan sebuah perayaan.
tak apa.

semisal,
mengirim kartu pos yang mengucapkan 'selamat natal' kepada mereka yang merayakannya. mengirim kartu pos bukan hanya sekedar sebuah pesan pendek.
membelikan baju natal untuk adik bie yang memang lebih rohani dari pada bie. membelikan dan mengantarkannya. biar dia yang pilih sendiri.
menyumbang dan mencari sumbangan untuk adik-adik yang disebrang-pulau sana untuk merayakan malam natal mereka. menyumbang dan mencari sumbangan lainnya.

ah, biarlah malam natal menjadi malam yang istimewa untuk mereka semua. pada akhirnya bie juga senang. bagi bie semua hari adalah istimewa, baik itu natal atau tidak.

semoga tahun depan masih ada hal lain yang dapat bie lakukan. natal bukan sekedar perayaan. natal bicara tentang sukacita.
dan bie? ah, bie hanya mampu melihat mereka yang bersukacita dimalam natal. separuh sukacita bie terletak pada sukacita mereka. separuhnya lagi sudah tersimpan rapi disurga sana.

ah, kenangan tentang natal membuatku tercekat dan membentuk genangan dengan cepat.

semangat natal semuanya, belum terlambat untuk mengirimkan kartu natal kepada orang-orang yang anda sayangi. ehm atau kalian mau bie kirimkan kartu natal? email saja alamat kalian ke: nobietea@yahoo.com

sesegera mungkin bie akan kirimkan.

Jumat, 14 Desember 2012

pada akhirnya pun berakhir

pada akhirnya kepada kamu,

ah akhirnya kepada kamu, sempat aku berlabuh. aku berhenti berlayar dari samudra yang mereka bilang luas. samudra hanya tampak luas, kasih. tampak.

kepada kamu, yang sempat menceritakan angin malam. ia tak sejahat yang kau ceritakan. angin, baik malam atau pun siang adalah penyeranta yang aku tunggu untuk menyampaikan rindu.

adakah kau terima pesanku?

akhirnya kepada kamu, aku mengaku rindu.

pada akhirnya kepada kamu,
teman tak lagi dapat disebut teman jika kau dan aku mulai mencicipi rindu yang semanis madu. suatu hari nanti kita bukanlah aku atau kamu, begitu? ya, kau sering berkata seperti itu dikala aku mulai membagi perhatian dan perhentian diantara ketidaksadaranku memasuki dunia mimpi.
akhirnya kepada kamu.

apakabar kamu?
pada akhirnya kepada kamu pun berakhir.



Minggu, 09 Desember 2012

peduli.

beberapa tahun ini bie mulai menjauhkan diri dari berita cetak mau pun media, kecuali dunia maya. apalagi setelah bie kembali ke ibukota ini. bie yang biasanya setiap hari baca surat kabar, memutuskan untuk tidak peduli dengan apa yang terjadi diluar sana. kenapa?

bagi bie, semakin kau tahu banyak hal maka kau akan semakin merasa benar atau merasa pintar. tidak membaca surat kabar bukan berarti bie tidak mau tahu soal kebenaran. ini bicara tentang dirimu sendiri. untuk apa tahu bila hanya sekedar sebagai pembaca?

jadilah pelaku.

ini tentang peduli.
social - media menurut pandangan dan pendapat orang-orang yanga ada disekitar bie adalah sebuah kegiatan yang menghabiskan waktu. ya, seperti itulah mereka berpendapat dan sempat membuat bie mengumpat.

jika kegiatan 'main-main' adalah sia-sia, lalu demi apa ada pekerjaan sebagai penjual mainan atau si pembuat mainan itu sendiri?

ah, aku tak ada waktu bie untuk bersosialisasi di social - media, begitulah salah satu alibi salah satu rekan bie.

waktu.

kau tahu apa yang tak dapat aku akrabkan di dunia ini? waktu.
bagaimana dengan jarak? ah, aku masih berteman dekat dengannya.

jarak. waktu. atau apa saja akan mendukungmu jika kau peduli.

bie peduli dengan orang-orang yang ada disekitar bie dari pada mereka yang terpisah jauh ribuan kilometer dari bie. namun bie pun harus peduli dengan mereka. semisal, beberapa waktu yang lalu seorang teman di-dunia-maya sedang kelimpungan mencari info tentang sebuah daerah yang ehmm... bisa kenal betul dengan daerah dan orang-orang yang tinggal disana.
yang pertama bie lakukan hanyalah menyimak, memperhatikan dan menyakiti diri sendiri. lho? ok.. ok.. ok.. untuk aktivitas yang ketiga hanyalah gurauan belaka. ehmm.. agak kesel sih kalau berhadapan dengan orang yang tidak-peduli-an. dan ketika kesal ditahan, maka sakit hati sendiri tanpa alasan. bie!

maka dari itu, di-social-media banyak ditemukan hal-hal yang menarik perhatian dan rasa peduli [kita]. bagi bie, dunia social-media lebih dekat dari pada kabar yang disampaikan oleh koran atau apalah namanya. seminimal mungkin bie tidak ingin terlibat disana.

bie peduli dengan apa yang bie suka. bukan sekedar sebagai pembaca tapi juga pelaku. semisal, banyak akun yang menuliskan tentang kemacetan ibukota atau kebodohan bangsa ini. apakah mereka hanya ingin mengeluh namun tidak melakukan apa-apa?

persetan dengan mereka yang bicara tentang ayat atau firman tuhan di social-media. bie tak peduli. bagi bie, mereka yang seperti itu adalah kategori yang ehmmmm egois. mereka hanya peduli tentang tuhan dan focus pada tuhan namun lupa tuhan ada dimana-mana. termasuk anak tetangga yang belum mampu membaca atau menulis. mereka lupa bahwa tuhan pun ada diantara mereka yang sedang berdesak-desakkan dihalte.

kemarin bie berkeliaran dijakarta. seharian. terjebak macet. bokong tepos. lalu? bukankah itu adalah hal yang lumrah di ibukota? yeah, kau bisa saja mengeluh di social media atau menumpat pemerintah ibukota. kau bisa saja melakukannya. tapi ada hal lain yang sebaiknya dan seharusnya kau lakukan. 

peduli saja dulu dengan keadaan disekitarmu.
kau tak suka macet? yaa.. apa tindakanmu agar ibukota tak lagi macet.
kau tak suka melihat bangsamu dibodoh-bodohi oleh bangsa lain? yaa.. apa tindakanmu agar generasi-muda ini lebih cerdas darimu

dibutuhkan kepedulian untuk hidup.
seperti aku peduli padamu.
aku tak pernah diam.

Rabu, 05 Desember 2012

tentang jakarta

selamat menjelang siang jakarta..

*sambil bersih-bersih dari sarang laba-laba*

yeay.. akhirnya desember. ada banyak hal yang memaksa bie untuk mengingat segala sesuatunya dibulan desember. ya, bie sedang bersiap-siap untuk mengucapkan rasa terima kasih bie. entahlah, bagi bie berterimakasih tidak pernah membosankan.

baiklah, diawal perjumpaan kita ini akan bie ceritakan tentang apa yang pernah terjadi namun belum sempat bie ceritakan. bagaimana tentang rute yang selalu bie lewati. tentang tempat yang bie sebut surga.

ini namanya fly-over-taman-anggrek.
yupp, setiap hari ini adalah rutinitas bie. setiap hari. bosan? pernah.

gimana biar gak bosan? ehm, bie sediakan kamera ditas bie atau mungkin dengan gadget bie. merekam hal-hal yang biasa bie lewati.

bagi kuli antar-kota seperti bie, jalur ini tampak biasa saja. tapi buat bie, ketika melewati jalur ini, bie merasa ingin teriak: i'm the queen!!!!
oh ya kalau misalnya ketemu bie di-bis menuju kota sebelah itu, bie biasanya mangkal dari depan univ yang dikenal karena tragedi 98. nah jika bis kota datang, bie akan segera mengincara pintu belakang. kenapa? karena bie berharap dapat duduk dibelakang dan dekat jendela. bie senang memandang  kota ini dari ketinggian yang tak seberapa itu. bie tak suka terlalu tinggi.

lebih tepatnya tak mampu menahan mual.

dan pagi ini begitu bersahabat.

kau suka langit? 
bie suka.

hari ini langit tak begitu kelabu. tak juga tersaput debu.

langit biru.
awan putih.
ah, jika kau melihat mereka. ingatlah akan bie. tolong abadikan mereka dan kirim ke bie.

keterbatasan waktu akhirnya membuat bie seperti ini. bie warga jakarta yang tak tahu apa-apa tentang jakarta. oh ya, bie bekerja dikota sebelah. setiap hari bie harus mondar-mandir jakarta - tangerang. ehmm terkadang butuh waktu dan kesabaran yang ekstra. selain butuh dana.

kenapa bie tetap bertahan untuk tinggal di jakarta? karena jakarta rumah bie.
karena jakarta yang selalu membuat bie berkata: aku pulang.

di jakarta yang begitu ramai ini, bie bisa bersembunyi kemana saja. jakarta terlalu padat untuk dijadikan tempat mencari yang terhilang.

apa yang  bie lakukan selama ini jika sedang dijakarta selain makan, tidur dan bengong? ehmm.. bie sudah tak punya waktu yang banyak bertemu gebetan atau tambatan hati. entahlah, sudah tak se-semangat dulu. jika punya waktu luang, bie dapat ditemui di daerah manggarai. kau tak tahu dimana itu? ah tak jauh dari menteng kok. hehe..

disana bie menghabiskan waktu hingga matahari terbenam. yay. setidaknya disana bie dapat menyembunyikan diri dan bermain bersama adik-adik kecil yang lusuh, kumal dan dekil.

kau tahu.. mereka itu lucu-lucu sekali. pertemuan berikutnya bie akan ceritakan tentang mereka lebih banyak. namun dapat melihat kelucuan mereka digambar itu. kakak-adik yang saling membantu. jadi ceritanya waktu itu teman bie lagi ngasi tantangan siapa yang berani tiup balon hingga meletus. jujur saja, jangankan tiup balon, disuruh pegang balon aja bie masih mual. lalu dari sekian banyak anak-anak yang ikut bermain ditaman itu, ada satu anak kecil yang menarik perhatian bie. 

wajahnya tanpa ekspresi. ehmm tidak.. tidak.. tidak... matanya berekspresi. ia begitu antusias menerima tantangan teman bie. dia meminta satu balon dari tangan teman bie. kemudian mengambil posisi yang aman untuk meniup balon tersebut. kami? kami hanya mampu terpana dan menggodanya agar mengurungkan niatnya. lalu kakaknya berdiri dan member semangat untuk adiknya seraya melindungi dahi adiknya agar ketika balon meletus, dahi adiknya tak tersakiti.

ah romantis betul.

jakarta begitu ramah sore itu dan pagi ini.
lalu, bilakah kau tiba dikota ini dan menjemputku?