"bie menurutmu lelaki sejati itu seperti apa?", tanyanya pada bie
eh ini pertanyaa menarik seorang lelaki yang menarik. tentang kaumnya.
ehmm.. lelaki?
baiklah.. sepertinya bie sudah pernah bercerita tentang lelaki yang menurut bie lelaki, tapi hari ini aaakk.. bie sedang bersemangat untuk bercerita kembali.
*hehe.. kau yang disana, bersiaplah bertanya padaku: "kau 'benar-benar' kenapa, bie?"
aku sedang bersemangat!, yaa kau mengerti kata semangat yang ku maksud kan?
bagiku lelaki tak lebih hormat dari seekor anjing.
anjing tak mengenal masa lalu
anjing itu setia
dan lelaki?
wokeh, mari kita luruskan kaki eeh.. meluruskan kenapa bie bilang anjing itu lebih terhormat dari pada lelaki.
jadi begini ceritanya.. beberapa waktu yang lalu seorang teman bie datang ke hadapan bie dengan keluh kesahnya.
"bie, menurutmu arti kekudusan itu apa?"
"ehm.. kudus itu suci, tak ternoda. itu menurut bie"
"jadi jika menjaga kekudusan, menurutmu seperti apa?"
"menjaga kesucian dari segala noda.."
"menjaga kesucian dari segala noda.."
"apa menurutmu, kau sudah menjaga kekudusan?"
"aku gagal menjaga kekudusan", jawab bie datar
lelaki dan kekudusan, ini seperti sebuah polemik yang tiada habisnya. bie sendiri akhirnya tak yakin pada lelaki yang berhasil menjaga kekudusannya. dan bie mengakui bahwa bie bukanlah sosok yang berhasil menjaga kekudusan dan bie hingga detik ini tidak tertarik dengan dunia tersebut.
"bie, semisal lelakimu nanti bukanlah 'pria' yang semestinya lagi. bagaimana?"
"akh, maksudmu kelak aku bersanding pada pria yang punya masa lalu dengan korelasi kekudusan itu?"
"akh, maksudmu kelak aku bersanding pada pria yang punya masa lalu dengan korelasi kekudusan itu?"
"yupp.."
"ehmm.. kissing, making up or apalah itu buat bie sah-sah saja. bagi bie dia akan lebih lelaki jika ia mempertanggungjawabkan perbuatannya"
"kau mau bersama dengannya?"
"why not, jika wanita itu pada akhirnya menjadi bagian dari masa lalunya."
"why not, jika wanita itu pada akhirnya menjadi bagian dari masa lalunya."
"kalau aku... tak mau", ujarnya seraya menarik panjang nafasnya.
"kenapa? karena ia dan masa lalunya?"
"iya, bagaimana mungkin dia melakukannya?"
bie pun tertawa cukup lama, "thank you, God masih ada yang menerima bie dan masa lalu bie", ujar bie pelan dan nyaris tak dapat ia dengar. "logikanya begini.. kau mau dengan wanita yang masih dan menjaga kekudusannya. begitu? ehmm.. apa kau masih percaya masih ada wanita seperti itu?"
bie pun tertawa cukup lama, "thank you, God masih ada yang menerima bie dan masa lalu bie", ujar bie pelan dan nyaris tak dapat ia dengar. "logikanya begini.. kau mau dengan wanita yang masih dan menjaga kekudusannya. begitu? ehmm.. apa kau masih percaya masih ada wanita seperti itu?"
"masih"
"really? wew.. besar imanmu nak! sepengamatan bie ya, yang namanya pacaran itu indak mungkin ndak ada kissing or whateve'lah. pegangan tangan aja klo mau berdasarkan kitab mana pun tidak di izinkan. aku tak begitu terlalu suka dengan yang namanya anjing, namun aku tertarik dengan filosophinya.. ia tak pernah mengenal yang namanya masa lalu dan ia setia. dan kau, kemarin kau tanya padaku yang namanya lelaki sejati? ehmm.. lelaki sejati adalah ia yang tak peduli akan masa lalu wanitanya."
"really? wew.. besar imanmu nak! sepengamatan bie ya, yang namanya pacaran itu indak mungkin ndak ada kissing or whateve'lah. pegangan tangan aja klo mau berdasarkan kitab mana pun tidak di izinkan. aku tak begitu terlalu suka dengan yang namanya anjing, namun aku tertarik dengan filosophinya.. ia tak pernah mengenal yang namanya masa lalu dan ia setia. dan kau, kemarin kau tanya padaku yang namanya lelaki sejati? ehmm.. lelaki sejati adalah ia yang tak peduli akan masa lalu wanitanya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar