Jumat, 02 Desember 2011

jujur (terkadang) penting

hari ini aku menunggu seorang teman untuk jujur. setidaknya jujur pada dirinya sendiri...

ini hanya sebuah cerita tentang avatarnya..

percaya tidak percaya, saia adalah seorang manusia yang gemar menarik kesimpulan sendiri terhadapa avatar apa yang sedang orangorang pakai. ehmm seperti sedang menggambarkan emosi mereka

anda boleh saja berbohong dengan segala macam caranya. diperbolehkan. tapi tidak dengan emosi anda yang mengundang kesimpulan dibenak saia.

.. bicara tentang kejujuran yang singgah diminggu kali ini adalah cerita tentang hujan buatan dan awan

.. aku tak bisa mencintainya, ve. ujar awan padaku beberapa senja yang lalu. entah apa yang membuatnya datang padaku dan memperkatakan hal itu. dan kalimat itu ku terima dan ku simpan. bukan untuk berikan kepada hujan buatan atau apa pun itu. uang ada pikiranku hanyalah satu, kenapa harus awan, hujan buatan atau apalah itu? kenapa bersinggungan dengan langit? kenapa tak sekalian kaw sebut dirimu pelangi(ku) (︶︿︶)

lalu apa yang membuatmu datang padaku dan berkata seperti ini? datanglah padanya, bukan padaku. aku tak dapat memberikan respon apa pun padamu, ujarku kala itu. aku hanya ingin jujur pada keadaanku. walau aku tahu, aku masih berusaha untuk jujur pada diriku sendiri. aku tak ingin menjadi manusia yang seperti kaw bilang, ve. si romantis yang sadis namun bersikap manis. dan aku hanya dapat tertawa miris sambil meringis... bukankah itu memang sudah kodrat kaum ?

tapi demi apa kaw jujur padaku? demi rasa bersalahmu? rasa bersalahku? rasa bersalah kita? bagaimana dengannya? apakah kita tak dapat menggunakan rasa bersalah itu untuknya?
tapi sudahlah...
diantara semua kejujuran dan perkataanmu, ada sebuah janji yang kau ucapkan. dan harapku, ini bukan sekedar janji seperti yang kaw katakan pada hujan buatan kala itu. tak usah ucapkan janji itu pada rumah siputku atau dihadapan korneaku. tak usah...
berdirilah dihadapan cermin, dan katakan padanya agar cermin dapat memantulkan hingga ke selsel dalam tubuhmu itu. itu saja.

.. jujur terkadang penting. terkadang tak senikmat rendang :)