Jumat, 26 Juli 2013

pemburu senja

beberapa waktu lalu bie berbincang dengan seorang teman tentang alasan mengapa bie lebih menyukai flight pagi atau senja. entah lagi-lagi bagian dari sebuah tuduhan atau memang berseloroh... dasar promo hunter, katanya.

promo hunter?
sepertinya begitu, tapi salah satu alasan kenapa bie lebih menyukai flight dari maskapai yang satu ini ya karena jam penerbangannya cocok dengan bie.
bie suka bertegur sapa dengan matahari dilangit sana. atau mungkin sekedar bertukar pandang saja. kau percaya? haha.. keluarga bie ndak percaya. karena bagi mereka, bie ini seorang vampire musafir.

heh? maksud?
iya. dirumah, bie adalah the only one yang gak bisa bangun subuh seperti mereka. bie cuman bisa bangun kalau matahari udah masuk ke kamar. walau itu hanya seberkas cahayanya saja yang masuk. *tsaahhh.. seberkas, bie?

senja sering dilambangkan pada pemujaan seorang jomblo. haha.. i dont care. bie suka senja atau sore hari itu sejak dahulu. jauh sebelum soc-med meraja seperti sekarang ini. ingat ndak siapa nama motor kesayangan bie selama belasan tahun itu? SORE!!! iyaa... motor kesayangan bie yang harus dipensiunkan setelah bie kecelakaan beberapa tahun lalu itu.

dirumah kota sebelah bie titipkan SORE. sesekali bie datang berkunjung untuk melihat keadaannya. semakin tua. lah iyaaaa... usia sore dengan usia koka kan lebih tua usia SORE.

kenapa bie beri nama SORE? karenaaaaa... bie suka band yang namanya 'SORE'. naaahhh... duluuuuuu sewaktu band itu belum terkenal dan belum bubarrr.. lebih tepatnya baru saja dibentuk, bie langsung suka sama band itu. kebetulan salah dua personilnya adalah teman kakak. sewaktu mereka pamer, bie langsung suka.

tapi band tersebut sepertinya bubar dan personil lainnya membentuk nama baru. payung teduh.

ah.

tapi walau begitu, bie tetap suka suasana sore. iya.

naaahhh beberapa hal kecil yang sering kali bie lakukan adalah menangkap senja dan memenjarakannya dalam sebuah gambar. seperti: 

gambar ini bie ambil diparkiran sebuah. dibandara menuju pulang ke ibukota. apa menurutmu bie ambil dengan kamera profesional? jika kau berpikiran seperti itu, kau salah.

bie mengambilnya dengan kamera si smartphone jam pasir ini. klik! dan bie suka dengan hasilnya. dan begitu simpan di folder... taraaaa.. ternyata bie pemburu senja. ada beberapa senja yang bie tangkap dan simpan di folder ini.


Rabu, 17 Juli 2013

serupa tapi tak sama.

masih ingat dengan adikkusayang yang pernah bie ceritakan beberapa waktu lalu? akhirnya selesai juga dia sekolah. aakk... sudah bisa disuruh nikah nih mak anakmu yang satu ini x))

entahlah, begitu si adek lulus.. bie langsung sorak-sorai bergembira. bukan maksud menjadikan si adek sebagai beban, tapi ya rasanya ndak nyaman aja kalau dia belum lulus. hehe.. masih cemas nek dia kenapa-napa bie gak bisa turut andil. yeah.. walau sekarang si abah yang ndak merasa aman gitu si adek mulai berkelakuan sama seperti bie. jiahahahayooo abahnya kamiiii :*

nah ada beberapa hal yang serupa namun tidak sama antara bie dan adek bie ini. oh ya, selisih kami itu sepuluh tahun! buehehehe.. bayangkan genre yang berbeda, jendral! ehmm, rulesnya seharusnya dia tanggungjawab adek no.3. seharusnya..

tapi yasudahlah..
akhirnya!

ada beberapa hal yang membuat bie berkeputusan untuk menunggu si adek kelar sekolah dulu kemudian memikirkan diri sendiri. dan saat-saat ini lah yang bie tunggu.. tentang mau jadi apa si adek setelah lulus!

keluarga bie itu cukup ehmm... egois. buihihi.. seriusan. buat bie yang pembangkang namun bertanggungjawab ini.. mau jadi apa seseorang itu ndak boleh dipaksakan. makanya bie bela-belain banget si adek untuk menjadi apa yang dia mau dan bertanggungjawab dengan apa yang dia lakukan. tapiiiiiii.. awkward banget pas dia bilang: "belum punya cita-cita". 

shit!
maaaannn... seumuran dia tuh bie udah bercita-cita pengen jadi jurnalis biar bisa kemana-mana. dan dia? makan - tidur- makan - tidur.

untuk karakter memang banyak perbedaan antara bie dan adekkusayang itu. gegara sering membela si adekkusayang akan kemauannya yang terpendam. entahlah, karena terlalu sayang dengan si abah, adekkusayang susah nolak tapi nekatnya gak mikir panjang :))

sewaktu semua anggota keluarga memarahi dia karena ketahuan pacaran, bie sih bukannya bela tapi bie bilang sama dia: "gw gak larang lu pacaran dengan catatan gak pake galau, nilai bagus dan tidak merugikan secara financial". ehm setelah ditilik, si adekkusayang ini type dilarang makin ngeyel. backstreet gitu, kalau ndak dilarang ya udah dia putusin. hahaha.. adek yang aneh dari kakak yang aneh x))

akhirnya selama masa 'transisi' itu, secara moral dia jadi tanggungjawab bie kalau secara financial itu tanggungjawab si abang. dengan catatan setiap uang masuk dan keluar dari rekening bie wajib tahu dari siapa dan untuk apa. sekedar tahu aja.

keluarga besar bie type memanjakan anak-anaknya, ada bagusnya namun setelah ketemu konflik ditanah rantau... manja bukanlah modal, jendral!. berdasarkan dari beberapa pengalaman buruk maka bie pun menempa si adekkusayang ini jadi anak yang lebih mandiri. apa saja.

misal beberapa tahun silam, bie sengaja suruh dia balik ke medan sendirian. iya. sendirian dari kostan bie di jakarta sampe rumah di medan. tiket bie kasi dan how to get the airport juga udah bie kasi. beuh.. itu orang rumah paniknya udah kayak apaan. serasa si adek anak bisu yang gak bisa nanya bila tersesat. akhirnya sih bisa...

begitulah..

ehmm.. mungkin karena bie terlalu lama jadi anak rantau dan selalu jauh dari keluarga, membuat cara berpikir bie berbeda dengan mereka. mereka sering bilang bie itu orang gila :))

iya.. bie bisa saja pulang ke medan dengan tiba-tiba atau datang ke rumah saudara yang diluar kota itu dengan tiba-tiba. menginap semalam lalu ya pamit. tapi keponakan-keponakan bie bilang... tante rock n roll x))

terserah mau ngapain aja bukan artinya bebas tetap ada tanggungjawab. begitulah.

eh tapi, tanpa disadari.. si emaak sering protes karena bie dan adekkusayang ini semakin lama semakin mirip. iya!
haha.. walau tiap orang yang pertama kali kenal kami selalu bilang: 'kok gak mirip?'. tenang saudara.... bie sengaja bertahan dengan rambut keriting dan kacamata ini... karenaaaaaaa kami terlalu banyak kemiripan! *emosi*

terakhir yang kaget akan serupa tapi tak sama kami adalah teman depan kamar. dia tiba-tiba masuk ke kamar bie, dan saat itu bie dan adek lagi duduk ngobrol dan sama-sama habis mandi dan keramas. dia pun shock seraya tertawa.... diiihh mirip bangettt. x))

bie sudah menyadari kemiripan ini sewaktu si adek pertama kali masuk TK. dia gak mau foto jadinya pake foto TK bie yang ada diraport... ngeselin kan? :))

salah satu yang bie hindari juga adalah foto berdua dengan dia. terlalu sering dengan gaya yang sama dan setiap lihat hasilnya malah ngakak gitu.. x))

dan kemarin si adekkusayang itu unggah foto ke akun soc-mednya. begitulah bie lihat.. jiahahahaha.. itu foto dengan gaya yang sama dengan punya bie.


Senin, 08 Juli 2013

suatu senja.

senang. senja tenang.
aku suka senja.
aku suka matahari yang malu-malu. undur diri.

aku suka ketika matahari tak lagi gahar memberikanku semangat. aku tahu ia tahu bahwa aku menyukainya. 

semasa kecilku dulu, aku suka menantang matahari dengan mataku. ya. aku suka beradu tatapan dengan matahari. aku pikir, kami hanya saling menatap. tak ada yang salah. aku pikir begitu saat itu.

dan aku kalah.

tatapan matahari bukan hanya mampu menguras keringat namun juga menguras air mataku. aku kalah dan kacamata menjadi taruhannya. yang kalah menggunakan kacamata seumur hidupnya. seperti yang ku katakan sebelumnya.. aku kalah.

kau suka senja?
kenapa?

aku suka senja. aku suka mengingat diriku yang bertaburan bedak putih dari balik jendela ruang tamu menatap teman-teman seusiaku yang sedang bermain. kenapa kau tidak bergabung dengan mereka? aku tahu, kau akan bertanya hal yang serupa bukan?

aku. senja. masa kecil. dan segudang harapan.

aku lebih suka berdoa dikala senja. bukan ketika purnama tepat diatas kepala atau ketika matahari mulai terbit. kala senja aku sering menuliskan banyak doa dijendela rumahku. aku berdoa agar bila abah pulang nanti, ia mengetuk jendela kamar kami dengan pelan-pelan saja. aku tak ingin emaak atau abangku terbangun. aku tak ingin membagi martabak manisku dengan mereka. aku tak ingin bagianku berkurang. 

kala senja. aku pun berdoa. bila malam datang, abah pun sudah kembali pulang. dengan membawa sebungkus martabak manis yang hangat. semoga ia tak melupakan taburan keju diantara manisnya cokelat. aku suka martabak manis yang dibawa pulang oleh abah setiap malamnya. aku tak pernah bosan menghirup aromanya.

kala senja. aku tak cemburu pada teman-teman seusiaku yang sibuk bermain petak umpet halaman komplek kami. aku lebih suka beradu tatap pada seorang anak seusiaku yang terkurung dibalik jeruji diatas rumah mewah yang ada didepan rumah kami saat itu.

aku tidak pernah tahu nama anak itu. aku hanya tahu bagaimana ia merintih kesepian dan kesakitan. seperti aku yang hanya tahu diam dan diam. aku dan dia adalah sesama penghuni jerjak. apa yang membedakan kami? ia dihukum orang tuanya dan aku menghukum diriku sendiri. ia mampu berteriak dan aku tidak mampu.

bila senja tiba, aku suka menaiki almari dekat ruang televisi kami. tidak untuk mencari perhatian siapa pun. tidak ada perhatian yang layak dicuri dari penghuni rumah ini. aku suka memakan nangka muda yang masih seukuran ibu jariku dengan bumbu garam. entah siapa yang mengajariku.

enam tahun. aku ingat betul usiaku kala itu. karena tak lama setelah aku sadar betapa aku menyukai baby nangka, begitulah aku menyebutnya, aku pun terbaring manis disebuah ruangan di rumah sakit fatmawati.

senja. dirumah sakit itu pula aku semakin mencintai senja. ketika para penghuni menyapaku dengan aroma sabun yang menyegarkan. aroma sabun mandi yang begitu aku sukai.

aku suka senja. suatu masa yang membuat aku yang ada dimasakini berujar: 'akhirnya...'