Jumat, 29 Juni 2012

jika nanti..

beberapa hari yang lalu seorang teman bertanya pada bie, pertanyaan sederhana yang sering kali ditanyakan oleh orang-orang kebanyakan.

le: bie, kalo kau sudah menikah nanti.. kau maunya tinggal dimana? jangan bilang venice yaa..
bie: ehmm.. believe it or not, dari kecil bie pengen tinggal dikota kecil atau mungkin sebuah perkampungan kecil. menanam atau apalah.. ketika sudah tua nanti pun bie akan menghabiskan hari-hari bie dikota kecil. seperti salatiga. thats why ampe sekarang bie ndak mau ke sana dulu, biar surprise.
le: seriusan? gak percaya seorang bie mau kya gitu..
bie: hehe.. dah sering le, bie disangka sebagai orang yang hedon mah. gak kaget :p apakah menurutmu hidup dengan pola seperti itu membosankan le? sedari kecil bie tinggal dikota besar dan ketika bie tua nanti bie akan tinggal dikota kecil. bagi bie, itu adil..
le: trus ampe kapan bie akan terus menjadi petualang?
bie: hobby jalan-jalan bie maksudnya? ah, pun jika harus diminta berhenti secara baik-baik bie akan berhenti.

bagi bie, hidup itu bukan sebuah rutinitas yang harus kita isi dengan kesamaan dengan orang-orang lainnya. jalan-jalan adalah cara bie untuk mengisi hari-hari yang bie kira masih bisa memadai. sama halnya dengan bicara dengan waktu. ada beberapa teman yang beralibi, ah lu mah enak bie.. punya banyak waktu. kalo gw gak kerja, bla.. bla.. blaa....

dear you..
jika nanti bie ditanya oleh Ilahi apa saja yang sudah bie lakukan di dunia ini, apa menurutmu Ia akan mengerti?
semisal:
Ilahi: eh bie, kemaren di Bumi kamu ngapain aja?
bie: kerja euy, bie sibuk..
Ilahi: oo.. trus hasil sibukmu mana?
bie: *cuman bisa cengo karena harta indak bisa dibawa masuk ke Surga*
 nah bie indak mau seperti itu..

dear you..
jika nanti siapa pun yang bertanya kepada bie, even itu penjaga surga.. bie sudah punya cerita tentang apa pun yang ada dibumi ini. entahlah, mungkin ini hanya imaji bie.
dan di imaji bie telah ada peristiwa seperti ini:
bie: oik.. Ilahi, kemaren bie abis dari Bumi
Ilahi: ehmm.. lihat apa aja disana?
bie: banyak dan keren-keren.. dan yang paling bie suka adalah pantainya. Kau menciptakannya begitu sempurna.. bla.. bla.. bla..
begitulah.. bie akan meracaukan segala sesuatu yang bie lihat di Bumi, dan bagi bie itu adalah suatu hal yang menarik

venice.. ehm entahlah, banyak teman yang mengira bie akan ke sana dengan segera. bie sendiri indak begitu tergopoh-gopoh agar tiba disana. bagi bie, venice itu seperti dessert. yes.. dan trip -trip kecil yang telah bie lakukan ini adalah pembukanya. main course'nya? hidup.

yup.. perjalanan hidup adalah main course itu sendiri.

lelakinya teman: bie.. menurutmu jodoh itu apa?
bie: jodoh? ehmm.. bie ndak percaya dengan namanya jodoh atau percintaan lainnya. walau pun bie suka bersajak atau apalah namanya.. cinta itu kata lain dari komitmen. dan hingga kini bie belum menemukan orang yang tepat untuk berkomitmen. komitmen dilakukan oleh dua belah pihak. tidak lebih.
lelakinya teman: menurutmu, cinta pake hati atau logika?
bie: ehmm jika nanti kau hanya menggunakan cinta dengan hatimu... apakabarnya logika yang telah Ia berikan padamu?
lelakinya teman: maka dari itu aku tak pernah menggunakan hatiku..
bie: kata siapa kau tak pernah menggunakan hatimu? pembicaraan ini terjadi karena hatimu.. entah mengapa, bie merasa Tuhan menyukai angka dua. Ia menciptakan segala sesuatunya dengan: dua. Ia menciptakan aku dan kamu, begitulah..

jika nanti kau gunakan logikamu untuk berhadapan dengan bie, maka bie akan gunakan hatiku untuk menghadapimu, pun jika kau menggunakan hatimu.. bie akan gunakan logika bie untuk menghadapimu.

cinta bukan hanya bicara tentang hati namun juga hari..

Rabu, 27 Juni 2012

kepada masa lalu

"ah.. seperti aku baru mengenalmu kemarin sore saja", ujarnya kala itu.

waktu. ya kau dan aku mulai membicarakan waktu. mulai memasuki lorong waktu dan mengendap-endap memasuki masa dimana kau dan aku mulai saling mengenal.

tujuh tahun.

wow.. aku baru saja mulai menghitungnya. cukup lama dan entah mengapa aku merasa tak mengenalmu.

kepada masa lalu yang bagaikan sebuah debu, datang dan pergi bicara tentang waktu
aku tak pernah mencarimu, kau yang datang padaku
aku tak ingin bersamamu, kau yang selalu menyapaku
aku seperti tak mengenalmu

"mari kita bertemu", ujarku diantara helaan nafas yang mulai tak beraturan
"untuk apa?", kau selalu memberi tanya padaku
"entahlah, aku hanya ingin bertemu", lebih tepatnya aku tak punya bahan yang akan ku olah agar dialog ini tak selalu kaku.

tujuh tahun dikota yang sama, aku mulai memutar kembali slide demi slide tentangmu. pun tentang wanitamu. hey.. semangat merayakan lima tahun bersama wanitamu.

aku tak dapat mengingat tentangmu dengan sempurna, namun aku masih mengingat dimana dinginnya malam semakin membuatku membeku ketika kita mulai larut dalam bercakapan dan bergumul dengan kepulan asap tembakau.

"sampai kapan kita seperti ini?", tanyamu seraya membentuk lingkaran asap dari bibirmu yang mulai menghitam dimakan zaman.
"sampai kapan? sampai salah satu dari kita ada yang melambaikan tangannya.. pertanda menyerah", tantangku kala itu
"siapa takut? kali ini tak ada yang di izinkan menggunakan hati!"
"tanpa hati dan dilarang memaki!", tekanku kala itu seraya mengecupnya.

kepada masa lalu yang sempat membuatku nelangsa
kita pernah saling bercinta walau tak mencinta
kita saling bertukar cerita tapi bukan untuk bersama
kita bukan apa-apa

"kenapa baru muncul sekarang?", tanyamu ketika aku menghilang dimakan ilalang.
"karena ceritaku baru saja usai dengannya. dan kau? ada cerita apa?"
"tak ada, mari kita lanjutkan saja cerita kita", tawarmu dengan wajah datarmu itu.
"kau yakin?", tanyaku yang kau balas hanya dengan senyuman.

kita berjalan memutar arah dan melawan arus. kau dan aku yang sama-sama tak ingin menjadi kita.
"aku rasa kita harus berakhir disini", pemutusan sebuah kesepakatan secara sepihak.
"kau menyerah. baiklah."
"aku iba pada wanitaku. kau datang ketika aku sudah bersamanya. maaf." kau berkata seraya berkemas. dan aku tak melihat ada rasa bersalah dari sana.
"aku tahu itu sedari awal aku datang padamu kala itu.", disini.. dititik kita mulai saling menyakiti.
"tahu? bagaimana kau bisa tahu?"
"kau bodoh. kau tak pintar menyembunyikan aku, dia menemukanku."
"lalu.. kau bilang kita apa?"
"cih.. tak usah seperti kebakaran jenggot seperti itu. aku bilang, aku temanmu. aku tahu rasanya direbut..", yaa aku mulai bergetar.
"dia tidak merebutku, kau yang meninggalkanku!"
"ya sudahlah.. apa pun katamu. kau sudah melambaikan tangan pertanda menyerah, bukan?"
"aku bukan menyerah, aku hanya iba padanya"
"tenang saja, aku takkan menuntutmu agar terus bersamamu. kau terbukti tak setia. iba bukanlah bentuk dari kesetiaan." entah mengapa aku tak merasa kehilangan kala itu.

dan sore itu kau kembali menyapaku. dan kau masih bersama dengan wanita itu. selamat belajar menjadi setia, teman (n_n)
kau masih menyimpan ceritaku tentang hal yang remeh temeh, dan aku? aku sama sekali tak lagi menyimpan apa tentangmu. aku hanya menyimpan sebuah cerita tentang seorang teman yang akhirnya berubah menjadi lawan. dan itu dirimu.

kau dan aku yang tak mungkin menjadi kita.
kau dan aku yang pernah menganggap ini sebagai cinta
kau dan aku hanyalah sebuah cerita
sampai jumpa

Selasa, 26 Juni 2012

jakarta

*menulis dibawah rasa lelah yang sangat meraja..

berlelah ria setelah suatu sore yang seru..

akhirnya membawa ransel melihat dunia luar dan pengalaman baru.

berawal dari ajakan dadakan seorang teman. dan ketika itu bie masih belum bisa memutuskan akan bergabung atau tidak. disatu sisi bie bukanlah orang yang menikmati perjalanan secara berjamaah. begitu bie diinformasikan perjalanan kali ini hanya melibatkan beberapa kepala dan beberapa hati, maka bie pun setuju bergabung dengan mereka.

akan melakukan apa disana dan berapa budget adalah beberapa pertanyaan big-no-no buat bie. dan perjalanan dimulai dengan tergopoh-gopoh. jekarda tetiba saja semakin menyempit. semua makhluk saling bertumpuk demi merayakan hari jadinya di tugu kebanggaan negri ini.

jekarda malam itu begitu sumringah. semua makhluk dikota itu saling berebut tempat untuk sekedar memberi selamat hari jadi. tidak termasuk bie. bie berdiri dibarisan orang-orang yang sedang berebut tempat untuk tiba ditempat yang tepat. tak peduli dengan berapa usia kota ini hari itu. 


jakarda. ya.. bagi bie, jakarda tak lebih dari sebuah kumpulan mereka yang mengejar mimpi. menjadikan kawan dan teman sebagai lawan. terkadang tak jarang pula mereka, yang berani mempertaruhkan hidup dan mimpi mereka, menjadikan teman sebagai umpan demi impian.


jekarda.


disetiap kali bie melakukan sebuah perjalanan dan ditanya asal bie, terkadanng bie berat hati menjawab kota jekarda sebagai pengakuan asal bie. jakarda, sebuah kota dimana bie bertumbuh hingga sebesar ini. tak jarang pula gaya hidup serba tersedia membuat bie menjadi sosok yang dimanjakan.


semisal, di jekarda mencari apa saja selalu tersedia hanya saja anda harus bermandi keringat. berbeda dengan kota-kota kecil lainnya..


teringat ketika bie berdiam diperkebunan yang signal pun susah sekali menjangkau bie. rasanya mau nangis, karena bie terbiasa berselancar di dunia lain. jika signal tak ada bagaimana mungkin bie bisa berselancar? itu ibarat punya yacht tapi gak ada lautnya :p


jekarda juga menyimpan banyak kisah.


beberapa waktu yang lalu sempat membaca sebuah berita yang bicara tentang jekarda yang tak pernah tidur. ya.. kabar buruk tentang jekarda dimalam hari.


bie sendiri gemar berkeliaran disaat bulan berada tepat di atas kepala  bie. jekarda pada saat itu lebih tenang. berkeliaran dari satu lampu jalan ke lampu jalan yang lain. menikmati sinar bulan yang saling berebut cahaya.


jekarda terkenal dengan kriminalitas serta kekerasan
jekarda yang mereka sebut jauh dari keramahan
dan jekarda bagi bie seperti sebuah jebakan dan juga tempat bie berkata "aku pulang"


cara aman agar tetap dapat berkeliaran adalah tak usah menarik perhatian orang lain, nek kata bang napi yaa.. kejahatan ada karena kesempatan.


seperti teman bie yang gemar dengan gadget, but i dunno why setiap kali kami bertemu dia jarang sekali mengeluarkan gadgetnya ini. bie kira dia emang ndak mau pamer. ternyata dia takut dirampas, dicopet atau pun dicopet. wew.. trus buat apa punya gadget canggih tapi cuman bisa jadi hiasan dirumah?


jekarda mempunya segudang cerita dan alasan untuk mengubah manusia. 

Jumat, 22 Juni 2012

bahasa

pagi ini bie datang tepat waktu.. dan itu sesuatu sekali, hehe. dan pagi ini si adikkusayang sudah mulai pulih kembali, setelah dua minggu hanya bisa berbaring dikamar. ayoo cepat kembali bekerja adikkusayang, pundi-pundi pencarianku sudah mulai kosong iniii!!!

dan bagi ini ada hal yang menarik dari sebuah percakapan kecil antara majikan bie dan anaknya:

anak majikan: dad, kebajikan itu apa?
majikan: *cukup lama hening, kemudian menjelaskan kalimat yang rumit untuk dicerna*
anak majikan: maksudnya?
bie: itu kebijakan pak, klo kebajikan itu sebuah tindakan yang benar adanya. semisal, pahlawan kebajikan. artinya pahlawan yang membela kebenaran.. begitu
majikan: *hening lagi* nah, kalau bahasa indonesia jangan tanya daddy. gak gitu ngerti..
anak majikan: trus aku tanya siapa dong?
majikan: tanya sama Tuhan aja..
bie: *ngakak*

seketika bie teringat pada banyak orang diluar sana yang gemar menggunakan bahasa asing. entah demi apa. bie lebih menghargai seseorang yang menggunakan bahasa daerahnya dari pada menggunakan bahasa asing dari negeri antahberantah.

oh ya.. bie pernah bie mati rasa pada seorang pangeran dikarenakan beliau terlalu sering  menggunakan bahasa asing beraroma keju. mungkin beliau ingin terlihat semakin tampan, mungkin...

seseorang yang paham akan budayanya sendiri, menghargai serta memelihara budayanya sendiri akan lebih tampan dari pada seorang pria yang [walaupun] tampan dan mapan namun menjadi sama dengan manusia lainnya bagi bie si tampak nihil.

bie sebut dia, manekin itc.

oh ya.. bie suka sekali dengan dunia kata. teramat sangat suka dan hingga detik ini masih berusaha untuk terus menggunakan bahasa indonesia yang bukan hanya sekedar slank. dan kemarin pernah beberapa kali berdialog dengan seseorang yang sama-sama berwarganegara Indonesia. tapi selalu saja terhadang dengan kesalahpahaman.

bie tidak mengerti apa yang ia maksud
dan
beliau tidak mengerti apa yang bie maksud
dan kami berdialog dengan bahasa ibu. bahasa indonesia.
helaan nafas adalah penutup disetiap dialog itu

semisal, aku tak paham apa arti 'kita'
dan ia tak paham ketidakpahaman itu.
selalu begitu.

hingga pada setiap jiwa yang berkata 'kita' bie akan selalu mengulang kata dengan nada tanya dan tampang bodoh. kita?


 ---> 






dan sebelum bie akhiri curhatan hari ini ternyata seorang teman diujung pulau ini pun sedang berkicau tentang kosakata.

semisal:
ilmu = ulama
jemaat = jamaah
berkat = berkah

Kamis, 21 Juni 2012

surat untuk penghuni surga

dear Semesta,
adakah terselip diingatanmu tentang aku yang berdiri kaku di tiga ratus enam puluh hari yang lalu. sebuah siar yang menghantam bagai gadam?

pagi itu, subuh gaduh membuatku mengaduh dan berteriak dalam diam, ini tidak mungkin!

ini tidak mungkin namun ini kenyataan.

aku bergegas mengemas ruangan ini sedemikian rupa ketika mereka menghantarkan jiwa kepada Pemiliknya.

aku mencariMu Semesta. adakah Kau tahu tubuhku terpaku hingga ke dalam perut bumi? adakah Kau tahu lidahku bagai baja? aku pakubumi kala itu. berdiri. terdiam. mematung. 

ini tidak mungkin namun kenyataan.

dear Semesta,
disini, dipanggung sandiwara ini, aku masih berperan sebagai pelakon. mataku masih menyimpan cermin yang kapan saja dapat menebarkan serpihannya dan melukai para penontonnya.

ini tidak mungkin namun kenyataan.

aku ingin memecahkan bejana waktu dan berteriak pada siapa saja. namun mereka terlarut dalam sedu sedan mereka. dan aku hanya mampu berdiri di sisi kiri kakimu, berharap kau terbangun dan menghardikku. katakan apa saja.

ini tidak mungkin namun kenyataan.

dear Semesta,
darimu dan untukmu.

Rabu, 20 Juni 2012

empat beh

semakin hari semakin banyak makhluk yang mengaku sebagai backpacker, flashpacker dan segala bentuk lainnya.

dan bie sendiri hanyalah seorang musafir yang sedang menebak-nebak arah pulang.

menjadi seorang musafir junior pun awalnya hanya sekedar berjalan-jalan disekitar lingkungan rumah.

semisal, semasa kecil bie dulu.. bie ndak ruang gerak bie sangat-sangat dibatasi. bie ndak sebebas sekarang bisa berteman dan bermain dengan siapa saja dan kapan saja. bie hanya boleh berteman dengan orang-orang yang itu-itu saja, terkadang bosan. dan waktu bermain pun dibatasi pula, hanya boleh bermain ketika hari libur panjang saja. eh.. yang namanya hari libur maka teman-teman bie itu pun turut berlibur panjang pula. mereka pergi entah kemana saja dengan jangka waktu yang lama. dan bie? ya, jika sudah begini bie hanya bisa berkeliling sekitar saja. semisal ketika bie berlibur dirumah ompung dari pihak emaak.

ya, semasa kecil bie sering sekali berlibur dirumah mereka dan lagi-lagi bie tak pernah hapal siapa saja nama-nama teman bermain bie per period. misal, libur caturwulan ini bie bermain ke sana dan berkenalan dengan banyak orang sekitar. namun begitu libur caturwulan mendatangnya bie harus berkenalan lagi dengan mereka. bie sibuk menghapal tiap sudut kota itu.

bie lebih tertarik bercinta dengan lingkungan dari pada harus bersosialisasi dengan makhluk hidup. dan berangkat dari apa yang bie sukai akhirnya ketika beranjak dewasa bie pun loncat dari satu kota ke kota lain bermodalkan kenekatan, pada awalnya.

oh ya, beberapa bulan yang lalu seorang dari masa lalu sempat bertanya pada bie: "pernah buat rencana ndak kapan mau berhenti berjalan-jalan?"

bie: "belum ada rencana.."

dia: "tapi kan jalan-jalan itu butuh biaya?"

bie: "kapan kau ada waktu, mari kita berjalan-jalan bersama sebelum kau menarik kesimpulanmu seperti itu.."

yaa.. lagi-lagi 3B (berjalanjalan butuh biaya) :D

bie sendiri bukanlah pejalan pada umumnya, yang berjalan demi eksistensi. terkadang bie berjalan ke tempat yang sama dan berulang-ulang. semisal kota solo dan jogja..

bie, bermimpi berkemas berangkat!!!

Selasa, 19 Juni 2012

oon

fiuh akhirnya bie bisa sedikit bernafas lega, kemarin berhasil maket'in adik bie ke hadapan si abang. etapinya ada yang menarik begitu membaca ulang kembali si tiket penerbangan itu.

satu tahun yang lalu ditanggal, jam dan maskapai penerbangan yang sama.. bie kembali pulang. dan tahun ini adik bie.

sebenernya tiket itu sudah bie beli satu minggu yang lalu, hanya saja bie ndak terlalu memperhatikan segala macamnya. namun bie malas untuk me-re-check kembali tiket tersebut, etapinya satu hari sebelum keberangkatan bie tanya ke si adek kartu siswanya. beugh.. jawabannya bkin kesel: "yaah.. udah aku kasih ke bebeb ku", dengan muke datar

okeh.. bie emang emosian, lebih tepatnya sangat emosian jika ada hal yang diluar rencana bie. mendengar jawaban si adek, bie udah gak jamin tuh anak dapet kalimat yang manis. mau tak mau dia bie kase kalimat sadis. lah, ndak tau logikanya dimane ngase id card ke anak orang. secara tuh anak belum 17tahun. emosi jiwa.

lagi-lagi bie bilang, "mbok kalo emang gak punya otak ya mulutnya dipake gitu lhoo. tanya ke gw apa-apa aja yang boleh dikase ke orang lain. perpisahan sih perpisahan tapi gak gini juga caranya. mending piara sapi dari pada piara orang oon.."

adek bie: "trus gimana donk? balik lagi ke sana?"

bie: "males!!! lu aja sana, ngrepotin."

adek bie: "ya udah sih gak usah marah-marah"

bie: "dengerin gw yee.. waktu gw seumuran lu, gw gak pernah di ajarin caranya hidup dan mikir. seriusan. seumuran lu, gw dah bisa beli tiket pesawat dan kabur ampe ke mana aja. lah lu? lu bisa apa?"

adek bie: *sok pasang muke lugu*

bie: "lu tu ye kya gak pernah naik pesawat aja tauk, ngeselin dan ngrepotin! lu mikir sendiri deh gimana caranya. gw dah capek ngurus lu, oon sih boleh etapinya bisa donk di atur?"

akhirnya menjelang malam, dia baru bilang ke bie: "aku udah tanya abah, kata abah bisa kok pake kartu eskul dari sekolah"

bie ambil dan ceklah kartu itu, dengan menahan geram bie pun bertanya: "kenape lu nanya ke abah? kenape lu ndak tanya ke gw? lu pasti gak izin lagi deh pake pulsa gw?"

fyi, kadang adek bie ndak mikir make pulsa bie. mbok ya pake ke sesama provider gtu lho. lah ini de'e nelp sim**** dari provider lain. padahal bie ada sim**** juga

adek bie: "salah lagi.."

bie: *kesel sambil nahan ketawa* "dengerin gw yee adek gw sayang, gw gak ngerti yee kenapa lu bisa se-oon ini. seriusan gw gak ngerti. dan gw paling gak nahan sama orang oon. lagian kenapa lu gak bilang sama gw klo lu masih pegang id card lainnya?"

adek bie: "kalo aku kase ini ke kakak, trus buat yang aku simpen mana?"

bie: *cengo* *dulu bie se-oneng dia ndak yaa*

dan tadi pagi bie tanya ke adik bie yang sudah tiba di pulau sebelah. disana sarapan apa? kuliner apa saja?

dan sodarah-sodarah setanah air dia pun masih menjawab dengan keluguannya. *gigit pinsil
bie akhirnya cerita tentang, satu tahun yang lalu dan bie kirimkan gambar: --->

ke adik bie. ehmm.. siapa tau dia mau seseruan bareng sama teman-teman bie yang ada dikota itu. etapinya nalar dia masih gak nyampe dengan apa yang bie mau. jadinya bie cuman bisa bernostalgila tentang satu tahun yang lalu melalui gambar itu.

dan ketika bie cerita ke teman bie yang disana tentang adik bie ini, dia cuman bilang: kalo gw ketemu adek lu berarti kejadian tahun lalu ke ulang lagi donk. kejadian pas semua orang lagi ngomong seven-icon dan lu cuman cengo' mikir itu nama restaurant disebelah mana.




Senin, 18 Juni 2012

pohon rindang

first of all, bie kira semua ini bisa diselesaikan hari ini. bie kira...

bie rindu membawa pergi ransel ini..

beberapa hari ini mulai terasa rasa kesal dan sesal lahir duluan. dan semalam bie bilang ke emaak, akhirnya bie ndak nyesel sedari kecil ndak tinggal sama emaak dan abah.

jadi ceritanya adalah, dikarenakan kasus yang beberapa minggu ini mau tak mau adik bie tinggal sama bie. dan adik bie yang satu lagi diwaktu yang bersamaan sakit. nice.. mengurus dua adik serasa punya anak betulan.

bie sempat kesal karena mereka manjanya minta ampun. sarapan, makan siang hingga makan malam pun harus diingatkan dan juga disediakan. bie sempat tak mau peduli mereka sudah makan atau belum dan makanan apa yang mereka santap hari ini. tapi kalau mereka sakit, toh tetap bie yang direpotkan. wasallam!

bie juga bilang ke emaak, dulu waktu hamil mereka, si emaak ngidam apaan sih? tapi si emaak sama sekali tidak menjawab pertanyaan bie, emaak bilang: "itulah gunanya kakak".

lah emang gunanya kakak itu buat direpotin kya gini? trus pulsa bie dipake dengan sesuka hati? trus bie kerja buat mereka, gitu? dan hal-hal lain yang menyebalkan?ih.

sepanjang bulan juni bie absensi bie kotor sekali, terlambat dimana-mana dan izin beberapa kali. dan majikan sempat menegur bie karena setiap senin bie selalu datang terlambat. awalnya beliau kira bie selalu begitu karena  hobby. etapinya bie akhirnya menjelaskan, bie emang abis dari kota sebelah tapi bukan untuk berlibur.
*mewek

bie kira kasus ini akan selesai begitu semua tanggungjawab diserahkan ke bie, dan semua hal ini akhirnya sudah atas nama: bie. bie kira!
baru saja bie mendengar ocehan angin tentang ini itu, dan sempat ia berkata: buru deh bawa tu anak ke pskiater..selak gila.
respon bie: ehmm.. kyana gw duluan deh yang ke pskiater. gw nyaris gila!

okeh.. tahan emosi bie.

lima belas menit sebelum izin pulang lebih awal, bie sepertinya harus ke taman ini untuk meneriakkan yang tak layak diteriakkan oleh suara. etapinya tetiba saja seorang teman yang entah selepas bertapa dimana mengirimkan sebuah pesan ke bie
"jadi pohon rindang itu enak ya bie, dicari orang bukan mencari orang.
tapi orang-orang itu ndak pernah apa saja yang sudah dialami pohon tersebut. panas. badai. hujan. tapi pohon itu tetap berdiri kokoh disana dan siap memberi kesejukan untuk orang banyak"

bie's reply: seandainya saja kampret adalah nama orang, mungkin saja dia bersin-bersin sejak kemarin. ah, kampret.


Jumat, 15 Juni 2012

bejana waktu


"sedang berada dikota inikah?"

"ya.. tapi tak ada waktu tuk bersua"



"aku ke kotamu akhir pekan ini, jika ada waktu mari kita bertemu"

"aku tak dapat berjanji, jika ada waktu saja"



"kau kemarin ke kotaku?"

"ya.."
"lalu kenapa kita tidak bertemu?"
"lain kali saja, aku terlalu sibuk.."


begitulah beberapa penolakan dari makhluk yang busy like a bee. setidak penghuni bumi mendapatkan porsi waktu yang sama, yaitu dua puluh empat jam. dan beberapa komentar sinis yang pernah bie dapatkan perihal kegemaran bie untuk mengadakan sebuah pertemuan.

semisal:
"beda bie, kau banyak waktu aku ndak"
"aku ke kotamu itu untuk bekerja bukan main-main"
"masih ada lain waktu, kya besok mati aja"

bie seakan-akan diciptakan dengan manusia yang berporsi banyak waktu. tidak juga. hanya saja bie selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan teman-teman yang berasal dari luar kota sana. kita tidak pernah tahu usia kita di bumi ini.

siang ini bie membaca sebuah ucapan selamat jalan kepada seorang teman di halamanbukumuka bie. dia, alm, telah berpulang ke Allah Bapa hari ini. bie hanya sekedar tahu beliau dan tadi pagi ketika mendengar berita duka ini dilayar kaca, bie sama sekali tidak terbersit korban adalah beliau. tapi itulah, usia orang takkan ada yang tahu.

liburan sekolah sudah dekat, dan dari beberapa komentar teman-temannya alm sudah merencanakan reuni antara teman-teman sekolahnya semasa dulu dengan anak-anaknya. saling mengenalkan. mereka memang saling bertemu. anak si A memang akhirnya mengenal anak si B dan seterusnya, namun bukanlah di sebuah restoran yang sudah di pesan oleh alm. tapi di sebuah rumah duka yang dipesan orang-orang untuk alm.

kita tidak pernah tahu berapa lama akan berperan sebagai makhluk bumi. hidup itu tak lebih seperti bejana waktu. perhatikan saja bejana waktu yang ada disekitarmu. belum pernah melihat?

Kamis, 14 Juni 2012

ku cari kamu --> ?

ada sebuah tembang yang sedang berkumandang hingga membuatk aku gamang
ku cari kamu - payung teduh
ku cari kamu dalam setiap malam 
dalam bayang masa suram
ku cari kamu dalam setiap langkah
dalam ragu yang membisu
ku cari kamu dalam setiap ruang
seperti aku yang menunggu kabar dari angin malam
aku cari kamu
di setiap malam yang panjang
aku cari kamu
ku temui kau tiada
aku cari kamu
di setiap bayang kau tersenyum
aku cari kamu
ku temui kau berubah

ku cari dalam setiap jejak
seperti aku yang menunggu kabar dari matahari
.. pertama kali mendengar lirik ini bie seperti sedang dibius dan begitu tersadar rasanya ingin memaki. yeaah.. ku cari kamu, ku temui kau berubah. lirik yang menyintil dengan tenang. ibarat belati yang menghunus tepat ditempat yang tepat. jleb.

fyi, lirik itu berjudul ku cari kamu yang di senandungkan oleh empat pria yang berkumpul dari sebuah universitas yang dikenal dengan jaket kuningnya. kumpulan empat pria ajaib tersebut sudah ada sejak beberapa tahun silam, namun bie baru mendengar lirik, komposisi musik dan penampilan mereka yang ajaib awal april lalu.

mereka sebut diri mereka: payung teduh

pertama kali mendengar kata itu bie serasa sedang berada di ruang yang ada begitu nyaman dengan angin semilir yang menggoda dari jendela kamar.

payung teduh, seakan menaungi bie dari pelbagai macam rutinitas yang siap menerkam bie ketika terlepas dari kata siaga.


bie bersenandung 'ku cari kamu' dengan rapalan sebuah doa. ya.. aku mencarimu, dan ku temui kau berubah :)

Rabu, 13 Juni 2012

i told you!

akhirnya perkara ini membuka perkara lainnya seperti jamur yang sedang panen di musim penghujan. begitu merekah dan siap untuk disantap. namun berbeda dengan perkara kali ini . mereka seperti siap menerkamku bulat-bulat.

semenjak menangani kasus di akhir pekan lalu, tenaga bie seperti sedang terkuras habis-habisan. rasanya ingin tidur panjang dengan harapan ketika terbangun perkara ini sudah usai. yeah.. itu hanya harapan bie semata. pada kenyataannya, tadi pagi saja bie masih harus berhadapan dengan perkara lainnya.

perkara kali ini imbas/dampak dari perkara sebelumnya, dan bie sudah duga ini akan terjadi.

"coba kau tangani dulu..", begitulah pinta emaak di sebrang pulau sana diantara ketidaksadaran bie.

yaa.. beberapa malam ini bie tertidur cukup pulas. mencerna semua ini sendiri dan mempertimbangan segala sisi baik dan buruknya menguras tenaga bie secara akbar.

seraya mengumpulkan tenaga untuk mengingat apa yang dikatakan emaak dan mengumpulkan tenaga untuk bangkit dari pulau kapuk, bie masih terus berusaha mengingat beberapa slide sebelum bie benar-benar tertidur pulas.

terakhir sebelum tidur, bie masih menyempatkan diri mendengarkan kasus yang sedang menimpa depan kamar bie, bie masih mendengarkan perkembangan yang disebrang pulau sana dan bie masih pun masih sempat memaparkan beberapa hal yang tidak diketahui oleh abah dan emaak tentang kasus kali ini. menjelaskan beberapa pertimbangan dan konsekuensi yang akan dihadapi nantinya.

dan kasus ini adalah salah satu dampaknya.

handphone bie dimana-mana dengan tampilan yang sama satu sama lainnya: beberapa panggilan tak terjawab dan pesan masuk yang sama sekali belum bie baca.

jika sudah begini rasanya ingin me-non-aktif-kan semua bendatakbergerak ini.

data terakhir yang cukup menarik perhatian bie adalah panggilan tak terjawab dari ipar bie. what's going on? bukankah semalam bie sudah bilang, bie terlalu lelah dan harus istirahat. lalu kenapa dia masih terus berusaha menghubungi bie? apakah ada hal yang lebih penting dari pada rasa lelah ini?

belum saja bie menghubungi kembali sang ipar, tak berapa lama abah mengirim pesan dengan hal senada yang di pinta emaak. dan disusul abang bie dengan permintaan yang sama. ada apa ini?

panik..

yaa.. itulah kesan pertama yang bie dapat dari abah dan emaak. begitu pun ipar bie. tarik nafas sejenak.

"tolong kau tenangkan dia..", permintaan berikutnya pun menyusul disaat bie seharus mulai larut membabubuta.
"baiklah, tapi jelaskan dulu ada apa sebenarnya. bagaimana mungkin bie bisa mencari solusi dan menangani hal ini jika bie sama sekali buta dengan apa yang sedang terjadi disana."
================================================================================

membagi konsentrasi antara pekerjaan dan kasus ini rasanya semakin membuat tenaga bie seperti batteray yang begitu aus. baru di charge dan tak berapa lama langsung low. beri bie waktu untuk berpikir....

seraya mengantri di bank bie akhirnya menghubungi ipar bie. menjadi pendengar di satu jam pertama. dia meracau dengan kacaunya. lalu tak berapa lama  bie pun meminta diri untuk menjadi pembicara di lima belas menit sebelum mengakhiri pembicaraan tersebut. pembicaraan tersebut membuat bie menarik kesimpulan:

wanita hanya ingin di dengar bukan mendengar
wanita hanya ingin membicarakan bukan dibicarakan

sebelum bie mengakhiri pembicaraan tersebut, ada pertanyaan yang selalu terselip: trus kapan rencanamu menikah bie?"

nyaris saja bie tertawa di antara antrian ini, tak ada korelasi antara kasus ini dengan kapan bie menikah!

tapi yaa tetap saja harus menjawab dan menyikapi hal ini dengan sempurna.
"belum menikah saja awak sudah di pusingkan ini itu, seharusnya yang menjadi penengah itu kalian karena kalian parboru. awak ini berenya.. makanya cepatlah kalian bisa menghadapi masalah kalian sendiri biar nanti awak cepat lepasnya. i told you!"

di adat istiadat keluarga besar bie, defenisi parboru adalah: anak laki-laki dari klan keluarga.
setiap anak laki-laki disebut parboru, dan bagi laki-laki yang sudah menikah tanggungjawabnya akan bertambah lagi. dan bagi anak perempuan dari klan bie disebut bere. selama ia blum menikah maka dia tak begitu dipandang dikeluarga bie. dan setelah menikah ia haruslah loyal terhadap keluarga suaminya. dengan kata lain: sudah dibeli.

untuk generasi bie, banyak parboru yang pada akhirnya menikah dengan wanita diluar klan, dan ini membuat mereka harus lebih banyak beradaptasi. cukup rumit. dan beberapa hal yang menjadi pertimbangan dikasus kemarin adalah hal ini. maka dari itu tiap kali abah dan emaak mengeluh bak sapi yang sedang melenguh bie takkan bosan berkata: kan udah aku bilang... a.k.a i told u!!!

Selasa, 12 Juni 2012

bijak bajik

untuk meminimalkan salah pengertian dan sikap menarik kesimpulan sepihak, maka akan bie jelaskan defenisi dari judul/topik kali ini.

bijak bajik
1. bijak: menggunakan akal budi
2. bajik: perbuatan baik

secara umum, bie hanya ingin memberitahukan kepada orang-orang yang sedang terlibat dikasus kali ini. fyi, yang sedang tersandung kasus bukan bie hanya saja mau tidak mau bie terlibat di dalamnya karena "terjebak labirin". okey, kembali ke point dari topik ini adalah: hendaklah menyikapi kasus ini secara bijak dan juga bajik. itu saja.

baiklah, hanya itu yang dapat bie jelaskan.

kali ini bie sedang mengusut sebuah kasus yang cukup menguras energy bie, sedikit dilema karena terdakwa kali ini benar-benar melakukan kesalahan dan bie harus secara bijak menyikapi hal ini.

akhir pekan lalu bie sudah punya rencana ingin melakukan hal apa dan akan bagaimana, namun di menit terakhir bersiap-siap mengakhiri jam kerja sebuah pesan masuk ke bendatakbergerak bie yang berisi: "kau urus dia, beri hukuman seberat-beratnya".

wew..
menghukum?
wah.. ada apa ini?

dan keterlibatan bie pun dimulai bersamaan bie membatalkan jadwal trip bie untuk menikmati akhir pekan. sepagi mungkin bie pergi ke kota sebelah, bukan untuk berlibur. mengusut hal ini dari akar dan mempertimbangkan semua pertanyaan, sikap, airmuka dan juga ucapan. berusaha sedemikian rupa untuk tidak panik (karena jujur saja, bie cukup mangkel dengan membatalkan wiken bie dan juga mendengar kasus ini. how can, silly!!!). dan entah kenapa, kala itu bie bisa berusaha tenang walau pun mulai agak susah mencari oksigen. alias sesak nafas.

selama perjalanan menuju kota tersebut, bie menggunakan waktu bie dengan mengatur hal ini sedemikian detail. dan hari ini bie akhirnya menyadari, buah jatuh bisa saja jauh dari pohonnya :p

eh ada apa?
yaa.. abah dan emaak ternyata begitu emosi mendengar hal ini. mereka tak mampu berpikir secara jernih dan bie masih bisa menjaga keseimbangan daya pikir bie.

atau
ini efek dari rasi bintang? begitu penuh pertimbangan.
*cmon bie.. logis sikit!

okey, kembali ke topik.
kasus kali ini memang mau tak mau membawa bie sebagai pembandingnya. yup, entah memang sudah tradisinya setiap ada kesalahan selalu ada pembanding, semisal:
"lebih baik rupanya ngurus si bie ini dari pada.. bla.. bla.. bla..."
atau
"tengoklah si bie itu, tanya dia mana pernah bla.. bla.. bla.. bla.."

okay.. terimakasih pujiannya sodarah, hanya saja bijaklah kita untuk tidak menggunakan hal lain sebagai pembanding atau menjatuhkan harga diri lainnya.

setiap kesalahan selalu ada kedisplianan
yupp, bie lebih focus untuk mendisplinkan terdakwa dari pada mengungit kesalahannya. salah ya salah, dan harus ada konsekuensi kesalahanmu itu. disiplin.


begitulah cara bie di didik oleh banyak orang. ternyata ini sangat menguntungkan bie di masa sekarang ini. sedangkan terdakwa di didik dengan penuh kemanjaan, begitu melihat bie dia serasa akan di hukum mati. panik. ya dia begitu panik kala itu, namun bie berusaha untuk bijak bajik mengusut kasus ini. pegang ekornya, bukan kepalanya :)

kau ingin meronta?
silahkan
karena bie sudah bersiap diri dengan segala efek sampingnya.

abah dan bie sempat tak sepaham dengan jalan pikir bie, namun begitu bie menjelaskan maksud dan efek samping semuanya ini akhirnya mereka sepakat.

dulu bie memang pernah menyesal dan kesal karena tak di asuh oleh abah dan emaak. terlalu banyak tangan di masa pertumbuhan bie. tapi ternyata sekarang sudah menerima hasilnya. didikan keras itu setidaknya menjadi modal bie berjuang diantara kejamnya ibukota.

sempat kesal dengan segala tuduhan ini itu
tapi abah dan alm. patua bilang: kalau memang tak melakukan hal itu ya tak usah marah, buktikan pada dunia kalau tak seburuk apa yang mereka katakan. tak usah permalukan dirimu.. tak ada untungnya. permalukan mereka dengan prestasimu dengan sikap budimu. itu saja.

dan kala itu bie hanya manut. bie memang pemberontak, tapi pemberontak bijak dan berontaklah dengan bajik.

terdakwa kali ini cukup bebal bertopeng kelemahannya. yeah, bie seperti sedang menghadapi seekor pacet. tampak lemah padahal begitu ada kesempatan ia akan menghisap darah bie. waspada saja.

dan kemarin sebelum meninggalkan terdakwa dan kota itu bie sempat berpesan. kesalahanmu ini akan kau bawa hingga beberapa tahun mendatang. perjalananmu masih panjang, jika kau tak mau dihantui dengan 'label negatip' ubah sikapmu. salah ya tetap salah hanya saja masih ada waktu memperbaiki diri sendiri selama kau hidup. pendapat orang itu bukan menjadi bagianmu, buktikan saja pada dirimu kau bisa berubah maka orang-orang akan melihat hasilnya darimu nanti. hendaklah bijak dan berlakulah bajik.

Senin, 11 Juni 2012

partikel

sebuah buku yang berisi 508 halaman dan berisi beberapa pemahaman yang bie tak sepaham dengan penulisnya. partikel, judul buku tersebut, merupakan tetra kisah dari tiga kisah sebelumnya. bie sendiri bukanlah bagian dari para penggemar dari dee lestari, penulis buku partikel.

ada pun bie akhirnya membaca hasil karya dari dee dikarenakan ketidaksengajaan. buku ini bukanlah milik bie, melainkan milik seorang teman bie. buku yang akhirnya dibaca oleh seisi kostan bie. meminjamkan buku pinjaman :D

ketika kali pertama buku ini launch bie sempat bertanya-tanya mengapa mereka rela berbondong untuk suatu yang sedang digemari. namun inilah yang disebut lain ladang lain ilalalng, lain lubuk lain ikannya.
“semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban.
  untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu” 
begitulah buku itu menjawab rasa penasaran bie. 


buku yang menceritakan sebuah kisah pencarian jati diri. begitulah kesimpulan bie membaca rentetan kisah Firas dan Zarah. kisah antara ayah dan anak perempuannya. kisah yang menggambarkan pengajaran sang ayah yang begitu melekat di jiwa anak perempuannya yang bernama Zarah. dan penambahan beberapa tokoh pendukung lainnya, sebut saja ibu Zarah, adiknya, abah, nenek, dan beberapa rekan kerja serta Koso teman sekolahnya.

buku yang juga memuat kisah cinta kasih orang tua, penghianatan dan perbedaan cara pandang tentang keTuhan-an.

bie sendiri sudah satu bulan yang lalu selesai mebaca buku ini, hanya saja kemarin tetiba saja bie teringat akan sosok Zarah disana ketika bie sedang mengintrogasi adik bie. ya adik bie beberapa lalu sempat melakukan kesalahan yang cukup fatal dan merugikan untuk dirinya dan orang lain. bie sempat geram dibuatnya. namun ternyata begitu bie mendengar kabar duka ini, sikap bie tidak sepanik yang lainnya. kasus ini pun turut menyeret keberadaan Tuhan.

matua, bie dan sepupu bie sempat membahas tentang kesalahan adik bie dan membawa-bawa Tuhan didalamnya.

sepupu bie yang atheis: eh gw heran deh, kok bisa ya dia rajin ibadah melakukan hal seperti ini.
kakak sepupu yang rajin pelayanan: wah, gak jaminan juga klo seseorang yang taat kepada Tuhan luput dari hal tercela.
matua: yaa itu makanya, biar jadi pelajaranlah bagi kita semua jangan sampe kita lupa sama Tuhan. yang berTuhan saja bisa salah gimana kalo ndak berTuhan?
bie (percaya Tuhan namun tidak percaya agama): untuk segala sesuatunya aku cuman heran sama dia. ndak malukah sama Tuhan ketika dia berbuat sedemikian rupa?

Tuhan masih menjadi topik yang lembut namun nikmat untuk dibahas. pun dibuku partikel ada beberapa dialog yang bie tangkap dengan tawa gamang. tentang kitab, tentang semesta dan tentang betapa percayanya tokoh tersebut dengan penelitiannya.

keluarga inti bie bukanlah keluarga yang cukup rohani, berbeda dengan keluarga alm. patua. dan bie dibesarkan dengan pelbagai macam pengajaran.

abah bie pernah bilang: apa pun yang kau ingin lakukan. lakukan saja. tapi ingat akan tanggung jawab.
alm. patua pernah bilang: aku tak hanya mengajarkan bahwa Tuhan ada disurga sana. Tuhan pun ada diorang-orang sekitarku. Tuhan ada di kau, bie..

kemudian bie menggabungkan pengajaran tersebut, bie melakukan apa pun yang ingin bie lakukan. tapi ingat bahwa Tuhan ada dimana-mana.

dan diantara teman-teman bie yang se-agama dengan bie, pemahaman bie sangatlah berbeda dengan mereka. banyaklah yang bie masih tidak habis pikir. namun ada sebuah kalimat yang bertemu dikata sepakat dari kutipan Zahra:
“Apa yang salah dari menjadi berbeda?”
ketika bie membaca buku tersebut, bie tidak bertemu Tuhan yang selama ini bie kenal, pun ketika bie mendengarkan alasan adik bie melakukan kebodohan tersebut. dia tak kenal Tuhan dengan baik adanya.


akhir kata bie semakin berpikir tentang kontribusi Tuhan yang besar di dalam partikel kehidupan manusia. hal kecil yang berdampak besar.


lalu.. adakah partikel lain yang sudah kalian sadari?
adakah Tuhan menjadi partikel di dalam sikap dan ucapan kalian?

Rabu, 06 Juni 2012

sosial

bie adalah anak sosial yang kurang begitu tanggap dengan kehidupan sosial yang sebenarnya. maka dari itu bie selalu berusaha untuk mencari celah agar ketidaktanggapan itu bisa sedikit di atasi. setidaknya sedikit usaha sudah bie lakukan.



beberapa waktu yang lalu seorang teman dari negri jiran bertanya tentang kehidupan sosial bie yang katanya begitu padat merayap. katanya berbanding terbalik dengan kenyataannya. tapi begitulah..

kehidupan sosial bagi bie sangatlah penting dan bie dapatkan mereka memang kebanyakan dari dunia lain. semisal forum, dari tahun ke tahun bie akan menjelajah satu forum ke forum lainnya hanya untuk menambah teman. materi memang harta di dunia ini, begitu pun teman. even itu sekedar kenal atau pun teman dekat.

dewasa ini semakin marak aplikasi yang menawarkan kemudahan seseorang untuk bersosialisasi dan berinteraksi secara virtual. mungkin saja mereka dengan mudahnya memadu kasih secara virtual, saling mendukung secara virtual dan pukpuk secara virtual. adegan saling bertemu atau sering disebut kopi darat hanya dilakukan beberapa kali dalam pekan yang rentang waktunya saling berjauhan.

ketika semasa di zaman abu-abu beberapa tahun lalu, bie penganut ilmu sosial. ya.. bie masuk jurusan sosial bukan karena bie gemar bersosialisai. bie berbanding terbalik dengan tebakan orang-orang, apalagi dengan karakter keluarga besar bie yang plagmatis serta koleris itu.

sebagai anak sosial di era itu, bie kerap menarik diri dari banyak hal. hanya sesekali tampil dikarenakan sebuah alasan saja. prestasi yang hingga kini masih bie akui bahwa kesukaan bie pada dunia itu membuat bie cukup diperhitungkan di dunia sosial kala itu. dan ketika saatnya bie "diakui" itulah saatnya kopi darat dengan banyak manusia yang bie tak kenal satu per satu. pemahaman bie kala itu adalah, biar mereka yang mengenal bie namun bie tak perlu mengenal mereka satu persatu.

seiring dengan perkembangan zaman, akhirnya bermunculanlah social media yang sering kita sebut socmed. mudah saja untuk bisa saling berinteraksi disana, cukup dengan memiliki akun di jejaring tersebut. itu saja cukup.

jejaring socmed bisa berupa offline atau pun online dan bagi bie itu menyenangkan. pun dengan episode kopdar atau gath, rasanya seperti sedang membuka kunci jawaban dan mencocokkan karakter salah satu teman dunia maya bie di kehidupan nyatanya. menyenangkan.

dan kemarin bie mengikuti acara dari salah satu forum terbesar di negara tercinta ini. bertemu dengan banyak manusia yang bie "kenal" dari dunia maya. bermula dari sekedar kenal atau nama saja kemudian menjadi teman yang benar-benar teman dan sesekali saling bertukar teman.

pada akhirnya bie menyukai dunia sosialisasi dan bie harus pintar-pintar menyeleksi dunia mana yang harus bie huni.