Rabu, 24 Oktober 2012

absurd

percakapan absurd beberapa waktu lalu:

dia: apakabar, bie?
bie: baik, ada apakah?
dia: gpp, cuman udah lama aja gak ngobrol
bie: oOo ok.. ada topik?
dia: ehmm.. belum ada, btw sama siapa kamu sekarang?
bie: maksudnya? sekarang aku lagi sama siapa? lah kamu liat sendiri aku lagi sendirian disini.
dia: bukan, maksud aku.. sekarang kamu lagi sama siapa?
bie: ehmm itu topik kamu? haha, setelah sekian lama tanpa komunikasi...
dia: ok, to the point.. kamu masih sayang sama aku gak?
bie: *kemudian hening *tercekat* *topik macam apa ini?!*

terkadang hidup menyajikan lelucon-lelucon sederhana dari masa lalu. sadar atau tidak sadar, pelakonnya adalah kita sendiri. masa sekarang hanya memutar kembali slide yang pernah merekam peristiwa-peristiwa yang lalu. ini hidup.

ketika percakapan absurd itu terjadi, peristiwa lalu pun diputar kembali oleh studio mini yang ada dikepala ini. me-reka setiap peristiwanya. ada sedikit kegamangan, namun tak apa detik berikutnya hanya terdengar derai tawa: bagaimana bisa..!
ini hidup.

percakapan absurd lainnya adalah yang bie sukai, entah mengapa tercetus hal ini:
percakapan ini terjadi diantara tawar - menawar yang tidak semestinya
oknum: bagi hasil 60 : 40
bie: ndak mau
oknum: 50 : 50
bie: ndak mau
oknum: yasudah, bagi hasil sepantasnya saja.. take it or leave it?
bie: leave it but dont leave me!
oknum: tiba-tiba kepalaku konslet..
bie: *ngakak*
setelah itu yang ada hanya keheningan yang bersembunyi dibalik kulumannya.

percakapan absurd dapat menyebabkan anda kehilangan arah untuk beberapa detik dan menimbulkan efek samping seperti, senyum-senyum sendiri, susah tidur, keringat dingin atau deguban jantung yang tak beraturan.

jika penyakit berlanjut, hubungi mantan.
*eh

Sabtu, 20 Oktober 2012

surat kepada kodok

oik sang kodok!


ehmm.. howdy?
hap.. hap.. hap... sudah sampai mana kau melompat? sudah semakin tinggikah? semoga saja setiap ilalang yang kau lalui, menyampaikan pesan yang dititipkan angin padanya.

ya, aku menitipkan sebuah pesan singkat pada angin beberapa waktu. sudah kah kau menerimanya? ehm, tak usah kau jawab tanyaku sekarang. titipkan saja pada rumput yang bergoyang, biar nanti aku yang bertanya pada rumput yang bergoyang.

oik sang kodok!
beberapa waktu lalu aku menerima kabar tentang dunia dari tempatmu berasal. ehmm planet apa namanya? ah sudahlah, demi apa aku harus memperjelas apa nama planetmu itu. toh imajimu tak setinggi lompatanmu, bukan?

kerap kali aku terheran dengan lompatan-lompatanmu yang ku saksikan dari kejauhan. setiap tolakan yang membawamu ke ketinggian, setiap itu pula aku memohon semesta selalu besertamu.

oik sang kodok!
disurat ini aku hanya ingin bercerita tentang beberapa hal yang tak ingin ku ceritakan secara nyata namun juga bukanlah maya. kau tak mengerti? sudah ku duga. ah tak apa, aku hanya ingin sekedar menyapamu dalam rentetan kata-kata.

oh ya, adalah yang tak begitu ku sukai darimu. kau melupakan tempurungmu. beberapa hari yang lalu aku datang berkunjung ke sana. bukan untuk bertemu denganmu, karena aku tahu kau tak mungkin bertahan didalam sana. aku hanya ingin menikmati masa-masa kau terjebak disana. tidakkah kau ingin singgah barang sebentar, menceritakan beberapa kisah yang pernah kau lalui? aku hanya sekedar bertanya.

oik sang kodok!
melompotlah yang tinggi... melompatlah yang jauh, ceritakan pada dunia tentang semua mimpi yang telah kau genggam. disini, dibawah sini aku masih ingin terus berjalan dan terus berjalan bukan tanpa tujuan. aku tak akrab pada ketinggian, mungkin karena itu kau tak ingin mengakrabkan diri padaku. tak apa, doaku tetap padamu.

hanya saja ada hal yang perlu kau ingat, langit biru dan awan putih bukanlah tujuang yang sebenarnya. setinggi apa pun kau melompat, tetaplah ingat tentang dirimu. kau, sang kodok.


Jumat, 12 Oktober 2012

maka dari itu disebut: hidup.

"gak nyangka, lama gak ngobrol lu jadi berubah banyak gitu..", ujar seorang teman pagi tadi.

setiap orang dapat dipastikan untuk sebuah perubahan, bedanya signifikan atau tidak. itu saja.

bie hanya mampu menanggapi pernyataannya itu dengan senyum yang bie kulum dan disamarkan oleh sarapan pagi. toh ia takkan bisa melihat usaha bie untuk menyamarkan ekspresi ini. bie masih mampu menyamarkan intonasi suara bie agar terdengar menenangkannya. bie kurang suka dengan ekspresi berlebihan. bie suka ketenangan.

"pokoknya kita harus segera bertemu, bie! kamu masih tinggal di harmoni?"
"sudah tidak."
"lalu dimana?"
"ehm tak jauh dari tempat tinggalmu.."
"baiklah kalau begitu kau mau kita bertemu dimana? Citra Land, Central Park atau Taman Anggrek?", semangatnya bertanya melebih semangat bie menyesap secangkir kopi pagi ini.
"bie kurang suka keramaian, biasanya jika akhir pekan tiba.. bie akan pergi ke suatu tempat diluar kota ini atau bertapa didalam kamar."
kali ini ia tertawa mendengar pilihan bie.
"aku tak suka bepergian, apakah ini merupakan undangan untuk turut bertapa dikamarmu?"
haha.. akhirnya kami tertawa bersamaan.

setelah berulangkali membaca apa yang pernah bie tulis disini, bie semakin mengakui. ya, benar.. bie terlalu berubah tapi inilah hidup. panggung sandiwara.

pada dialog tadi pagi, kami masih sempat membahas tentang beberapa kebiasaan yang masih ia ingat. dan benar saja, bie hanya mampu mengulum senyum. sesuatu telah membuat bie memilih menjadi tokoh lain di panggung sandiwara ini.

bie pernah bertanya pada seseorang diluar sana "jika kau mati nanti, kau mau dikenal sebagai apa?"

sebuah pertanyaan yang bie temukan dalam perjalanan hidup ini.

tentang [ke]hidup[an] dan [ke]mati[an].. adalah topik yang selalu menarik buat bie.

seperti semalam yang tetiba saja seorang sepupu yang tak pernah saling bertegur sapa meminta waktu bie untuk mendengarkan keluhannya.

hidup benar-benar disebut hidup jika kau gunakan dengan sebaik-baiknya, pesan alm patua semasa hidup.

yeah, bie masih hidup dibawah bayang-bayang alm.. i dunno why.

beliau pernah berkata, hidup itu bicara tentang bertumbuh. bukan hanya raga, namun juga jiwa. terlepas kau bertuhan atau tidak.
manusia yang punya raga tapi jiwanya mati, ia tak layak disebut hidup. pun ia yang jiwanya hidup namun raganya mati, ia tak layak disebut hidup.

berubah.. yaa bie berubah, namanya juga hidup (n_n)

Kamis, 11 Oktober 2012

menulis surat cinta

bagi bie setiap surat layak dikatakan surat cinta. ya, bie menuliskannya dicinta atau membacanya dengan cinta. baik itu kisah yang tidak atau kisah yang baik.

menulis surat cinta selalu membuat bie serasa berada disebuah tempat yang hening dan membawa bie kembali kepada kenangan. menulis bagian dari pilihan. bie suka menuliskan hal-hal yang baik.

tentang rindu dari pada pilu.

hari ini bie ingin menulis surat cinta yang benar-benar surat dan yang benar-benar cinta. pertanyaannya adalah, dikirim kemana?

bie ingin menulis surat disecarik kertas yang sengaja bie harumkan dengan bola-bola wewanguan. bie rindu menggurat rindu dikertas itu.

untukmu akan banyak bie tuliskan kata 'maaf' dan 'terima kasih'. walau bie tahu, kau takkan pernah menyadarinya. tentang lara yang kukemas lalu ku hamparkan begitu saja dihadapanmu. aku meminta maafmu untuk hal itu.

sisakan aku banyak maaf untuk setiap kesalahan yang ku lakukan tanpa atau tidak kusadari. aku tak ingin menyakitimu. itu saja.

aku meminta maaf untuk setiap keluhan dan lenguhan yang tak bertuan. tentang waktumu yang telah ku rampas dengan tidak semestinya.

aku meminta maaf untuk setiap caci yang ku lanturkan tanpa hati. tentang waktumu yang telah ku habiskan dengan tidak selayaknya.

aku meminta maaf untuk setiap rengekan dan rintihanku dibalik pelukanmu.

aku meminta maaf karena menginginkan hatimu.