Rabu, 01 September 2010

pertaruhan bodoh

aku ini lelaki yang setia, bie...

kalimat itu masih tersimpan jelas di memori yang terbatas ini. dia, lelaki yang mengaku setia, adalah teman bie. dia bukan teman terbaik bie, namun bie merasa nyaman untuk duduk diam disampingnya sambil mendengarkan segala keluh kesahnya.

"apa pun yang terjadi, aku tak akan berlaku bodoh hingga berakibat pada hancurnya komitmenku pada wanita pujaanku itu..." ujarnya kala itu dengan yakin.

dia begitu yakin dengan apa yang ia ucapkan dihadapanku sesaat sebelum ia meninggalkan ibu kota ini.

"sungguh?" mataku membulat pertanda tergoda untuk menggodanya.

"yaa... aku ini lelaki yang setia, bie!" matanya tak kalah bulat pertanda ia begitu yakin dan serius dengan ucapannya itu.

lelaki
setia

aku kira itu adalah sebuah lelucon abad ini.

kata lelaki dan setia mengundang kata wanita dan percaya untuk bermain dan berterbangan dibenakku. dia, lelaki yang mengaku setia, memang nyaris saja ku akui kesetiannya itu. kami berteman baik selama 2 periode masa pemerintahan seorang kepala negara, dan ia sudah berkomitmen kepada wanita pujaannya itu selama 4 musim. applause ku untuknya. hanya itu.

"kita buktikan saja", aku menanggapinya secara ambigu. antara pertanyaan dan pernyataan. sengaja.

matanya semakin membulat mendengar kalimatku itu. dia, lelaki yang mengaku setia, baru saja memberikan satu kesempatan dan pembuktian bahwa dia bukanlah lelaki yang setia.

.................................................................
malam ini adalah malam pertaruhan bodoh antara aku dan lelaki yang mengaku setia itu. masing-masing dari kami mempertaruhkan masa depan kami. bodoh? yaa.. pertaruhan bodoh yang dilakukan oleh dua orang bodoh. tak usah kau tanyakan padaku apa yang telah kami pertaruhkan. bagian itu cukup hanya aku dan dia yang tahu.

malam ini sebelum bulan mengintip dari kamarnya, lelaki itu mendekat dan mengibarkan bendera kekalahannya. cinta tak lagi bicara dimatanya. cinta hilang dari keyakinannya pada wanita pujaannya. kesetiaan yang ia selalu banggakan hilang ditelan oleh sebuah nafsu.

dia kalah teman. lelaki yang mengaku setia itu mengaku kalah pada dinginnya malam.

Tidak ada komentar: