Kamis, 23 September 2010

terluka

pagi ini dengan mata berkacakaca, aku berlari menuju angin. aku terluka... ujarku padanya. aku tak berharap angin bicara banyak padaku, kalimat itu pun begitu lirih ku katakan padanya.

sisa kepercayaanku hilang sudah. aku tak percaya lagi pada matahari, bunga, dedaunan, rumput atau apa pun juga yang ada disana. kedatanganku pada angin juga bukan karena kepercayaanku padanya. aku hanya ingin mengatakan padanya berhenti menambah lukaku.

luka ini sungguh perih
luka ini sungguh menyiksa
aku terluka, kawan...
dan kata maaf tak dapat mengobati lukaku

sebelum mentari benarbenar bersinar, aku kembali membawa bagianbagian dari lukaku menghadap padaNya.

aku terluka, Tuan
... kali ini lebih lirih dari yang pertama. aku sungguhsungguh terluka.... , aku berharap Dia tak mempermasalahkan kepercayaanku kali ini. yang tersisa kini hanya harapku padaNya. hanya itu.

jangan bertanya padaku apa yang sedang terjadi, karena aku takkan percaya pada apa pun dan siapa pun.
jangan berharap aku akan menceritakan apa yang telah terjadi, karena aku takkan percaya pada apa pun dan siapa pun.
yang tersisa dari lukaku hanya harapku padaNya bukan padamu....

Tidak ada komentar: