Rabu, 06 Januari 2010

pilihan itu kembali lagi

semasa kecil, abah mengajarkanku untuk menentukan pilihan dan bertanggungjawab atas pilihanku sendiri. tapi disisi lain emaak tak mengizinkanku 'tuk memilih. logikanya ini seharusnya menjadi balance.

beda lagi dengan apah dan ibuku. walau aku datang ke bumi ini karena ingin mereka, tapi kurang begitu mengenal sosok ayah. apah dan ibu begitu sulit ku gapai. oooppss... kali ini aku bukan ingin membahas sosok mereka. bukan berarti aku sudah gak peduli lagi, nope ! walau mereka seperti itu, aku masih cinta sama apah dan ibu.

1. apah
dia adalah orang yang apah terbaik yang ku punya. apah adalah sebuah topik yang bisa membuat abah dan emaak memarahiku. bukan bermaksud ingin menyalahkan apah, tapi dari apah aku seperti mengcopy sifat keraskepalanya. hehehe, kalo aku dan apah sudah berdebat maka seisi rumah akan malamkudus seketika. disisi lain apah adalah orang yang punya sense humor tingkat tinggi. dengan kalimatkalimat nyelekitnya kami bisa tersindir tanpa rasa sakit hati. hehehe... sikap ini juga sepertinya aku dapat dari apah.

2. ibu
wanita hebat ! yuuuppp... ibu adalah wanita terhebat yang pernah ada dimuka bumi ini. terkadang aku sering berpikir kenapa ibu begitu mencintai apah dan terus mempertahankan apah. apah yang selalu membuat kami emosi. dari ibu aku juga belajar untuk mencintai tanpa alasan. ibu yang plegmatis dan ayah yang sanguin, hehehe.... menghasilkan anak yang autis =))

3. abah
sang koleris sejati. kau tahu... aku merasa beruntung punya seorang ibu yang plegmatis. darinya aku belajar diam ! abah adalah koleris mentok, dia ndak suka berdebat panjang. dia akan katakan ini itu tanpa aku boleh menentangnya. tanpa ada masa ia mengharuskan aku untuk memilih. ketika pilihan itu datang.... beuh, aku hanya bisa menatap melas kepada ibu agar ia memilihkannya untukku.

4. emaak
wanita melankolis calon pemain sinetron dimasanya. hehehe... begitulah aku menyebut emaakku yang satu ini. emaak bisa membuat keegoan yang ku punya luluh seketika ketika ia mulai mengkacakan matanya.


tinggal menunggu hari, maka aku akan bertemu dengan mereka dan aku tahu pertanyaan apa yang akan mereka ajukan padaku. mana lelaki pilihanmu ?

dihadapan mereka aku hanya bisa tersenyum, yeahh.. bersembunyi dibalik senyuman. karena jika aku jawab, aku belum menemukannya mereka akan dengan cepat menjelaskan tentang yang namanya pilihan.

hidup itu adalah pilihan, nak. jangan kau memilih hidup yang seperti ini. jangan kau memilih kenyamanan semata... bla... bla.. bla... bla...

pilihan oh pilihan.. adakah mereka tahu yang terpilih lebih memilih terbang tanpa sayap dan berlari tanpa kaki ? kini aku dihadapkan pada sebuah pilihan yang tak dapat ku tolak....

tak dapat ? bukan begitu... aku tahu dapat atau tidak itu juga merupakan sebuah pilihan. pffuuuhh.. pilihan itu kembali lagi, bu

Tidak ada komentar: