Selasa, 16 Februari 2010

arti sebuah kabar

terinspirasi dari sebuah situasi di siang hari…

siang kemarin memang bukan siang yang biasa dan juga bukan siang yang istimewa. menyempatkan diri hadir disebuah dunia. tak berapa lama aku melihat ia meninggalkan sebuah pesan, pesan yang berbunyikan pertanyaan dari kabar diri ini. apakabar ?

aku tak lantas menjawab pertanyaannya. apakabar ? aku mengulang pertanyaan itu di otakku. respon otak yang pertama kali aku terima adalah sebuah tawa. apakabar ? bagaimana mungkin ia menanyakan perihal kabar jika baru saja kemarin malam aku mendengar suaranya.

tak lama ia menekankan arti pertanyaannya. ia bertanya tentang keadaanku, apakah aku baikbaik saja. tawaku pun terlepas. aku tak dapat menahannya. keadaan ? yeah… aku tak dapat mengungkapkan keadaanku yang sebenarnya pada siapa pun kecuali pada sang Agung.

dengan cepat aku menjawabnya dengan keadaan yang tidak sesungguhnya. aku baikbaik saja, jawabku singkat. bagiku ini bukanlah sebuah kebohongan, tapi aku berharap dan beriman keadaanku akan baikbaik saja. dan aku mengucapkan terima kasihku padanya karena telah menanyakan keadaanku. ternyata rasa terima kasihku tak dapat ia terima, ia mengatakan ini terlalu berlebihan. yeah.. baginya ini berlebihan, tapi tidak bagiku.

jika saja ia dapat ku percaya akan ku katakan padanya tentang keadaanku yang sebenarnya. tapi sayangnya tidak… aku belum teryakinkan akan keadaan ini.

keadaanku secara kasat mata, keadaanku secara nyata… yeah keadaanku yang tak ku sembunyikan. sembunyi ? yeah… aku belum sepenuhnya hidup transparent seperti janjiku sebelumnya. hidup transparent sepertinya pertandingan baru bagiku.

ku akui, aku menyembunyikan sesuatu dari orang banyak. sempat ku katakan pada bunga bakung tentang apa yang sedang terjadi. dan bunga bakung tak mempercayai hal itu. lalu bagaimana lagi jika aku tak lagi dipercaya oleh orang yang ku percaya ? apakah aku harus memaksanya agar ia mempercayaiku ? aku pikir, aku tak perlu melakukan hal itu.

kemarin ingin ku katakan padanya tentang keadaanku yang sebenarnya diantara ketidakyakinanku ini. namun hal itu urungku lakukan. ia tak memberi aku waktu untuk menjelaskan hal itu.

dalam kegamangan aku kembali ke taman, melihat sebuah pesan yang pelangi tinggalkan. bertemu dengan kata sembunyi. aku tak mengerti makna dari pesan itu. aku tak tahu apakah pesan itu bermakna baginya ? tlah ku tanyakan hal ini padanya, dan sempat pula ku katakan padanya bahwa pesan yang ia berikan padaku sangat bermakna diantara puingpuing rasa yang tlah dihancurkan.

bias warna yang tersembunyi, itu adalah pesan pelangi. adakah ia tahu bahwa tiap kita juga mempunyai halhal yang dengan sengaja disembunyikan ? aku menyembunyikan rasaku dari khalayak ramai. yang mereka tahu aku begitu menaruh rasa dan harap pada pelangi tanpa mereka tahu sosok pelangi. apakah itu penting ? maaf, aku tak peduli…

aku tak peduli dengan tiap warna yang ingin disembunyikan pelangi, karena pelangi pun tak pernah tahu bahwa aku masih menyimpan banyak kata dan kabar dari taman dan penghuni tamanku...

Tidak ada komentar: