Jumat, 12 Oktober 2012

maka dari itu disebut: hidup.

"gak nyangka, lama gak ngobrol lu jadi berubah banyak gitu..", ujar seorang teman pagi tadi.

setiap orang dapat dipastikan untuk sebuah perubahan, bedanya signifikan atau tidak. itu saja.

bie hanya mampu menanggapi pernyataannya itu dengan senyum yang bie kulum dan disamarkan oleh sarapan pagi. toh ia takkan bisa melihat usaha bie untuk menyamarkan ekspresi ini. bie masih mampu menyamarkan intonasi suara bie agar terdengar menenangkannya. bie kurang suka dengan ekspresi berlebihan. bie suka ketenangan.

"pokoknya kita harus segera bertemu, bie! kamu masih tinggal di harmoni?"
"sudah tidak."
"lalu dimana?"
"ehm tak jauh dari tempat tinggalmu.."
"baiklah kalau begitu kau mau kita bertemu dimana? Citra Land, Central Park atau Taman Anggrek?", semangatnya bertanya melebih semangat bie menyesap secangkir kopi pagi ini.
"bie kurang suka keramaian, biasanya jika akhir pekan tiba.. bie akan pergi ke suatu tempat diluar kota ini atau bertapa didalam kamar."
kali ini ia tertawa mendengar pilihan bie.
"aku tak suka bepergian, apakah ini merupakan undangan untuk turut bertapa dikamarmu?"
haha.. akhirnya kami tertawa bersamaan.

setelah berulangkali membaca apa yang pernah bie tulis disini, bie semakin mengakui. ya, benar.. bie terlalu berubah tapi inilah hidup. panggung sandiwara.

pada dialog tadi pagi, kami masih sempat membahas tentang beberapa kebiasaan yang masih ia ingat. dan benar saja, bie hanya mampu mengulum senyum. sesuatu telah membuat bie memilih menjadi tokoh lain di panggung sandiwara ini.

bie pernah bertanya pada seseorang diluar sana "jika kau mati nanti, kau mau dikenal sebagai apa?"

sebuah pertanyaan yang bie temukan dalam perjalanan hidup ini.

tentang [ke]hidup[an] dan [ke]mati[an].. adalah topik yang selalu menarik buat bie.

seperti semalam yang tetiba saja seorang sepupu yang tak pernah saling bertegur sapa meminta waktu bie untuk mendengarkan keluhannya.

hidup benar-benar disebut hidup jika kau gunakan dengan sebaik-baiknya, pesan alm patua semasa hidup.

yeah, bie masih hidup dibawah bayang-bayang alm.. i dunno why.

beliau pernah berkata, hidup itu bicara tentang bertumbuh. bukan hanya raga, namun juga jiwa. terlepas kau bertuhan atau tidak.
manusia yang punya raga tapi jiwanya mati, ia tak layak disebut hidup. pun ia yang jiwanya hidup namun raganya mati, ia tak layak disebut hidup.

berubah.. yaa bie berubah, namanya juga hidup (n_n)

Tidak ada komentar: