Minggu, 22 Februari 2009

titik hidup

jari menari diantara belas kasihan dan pengharapan
hati tertinggal dalam irama
dan langkah hanya dapat menatap setiap hentakan

jiwa kosong dalam sebuah luapan
ini bukan kehampaan hati namun jiwa
dan aku tak ingin menangis dihadapan mereka
tak sekali pun


apa yang kucari dalam kaisanku


bawalah aku saat hempasan ombak datang padamu
kuncilah aku dalam ruang kosong dan gelap
aku ini terluka dan terhina


detik ini kuhitung usiaku dan tolak harapku
dia datang walau ku tlah jauh berlari
ku cari hujan dan ku hitung pula tetesannya
layaknya aku menghitung tetesan peluh dan airmata
kini mereka tlah mengering
seperti aku

Tidak ada komentar: