Jumat, 29 Oktober 2010

skizofernia

kertas kosong

"silahkan isi kertas kosong ini dengan gambar yang ada diimajinasi anda" ujar makhluk yang ada dihadapanku ini.

senyum. hanya itu respon yang tersisa dari diriku.

tanpa menghiraukan kalimat selanjutnya aku mulai sibuk dengan kertas kosong yang ada dihadapanku. menggambar dan berimajinasi bukanlah hal yang sulit bagiku. setidaknya tidak sesulit membaca angka yang selama ini ku lakukan.

kertas kosong ini adalah tahap ketiga dari test yang telah ku jalani.

===========================================

skizofernia. terdengar seperti nama seseorang yang sangat indah. indah bagiku tapi bukan berarti indah bagi mereka.

skizofernia adalah seperti naik level dari level dan label autis yang mereka lekatkan padaku. dan lagi-lagi aku tak peduli.

beberapa waktu yang lalu aku memang dengan sengaja dan sadar bertanya pada seorang teman informasi tentang test kejiwaan. tercengang. yaaa... itulah respon yang sering kali aku dapatkan ketika melontarkan pertanyaan ini.

menurut mbah google skizofernia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal.

menarik diri dari hubungan antarpribadi normal? ehmm.... sepertinya aku memang penderita skizofernia.

apakah dengan menyumbat telingaku dengan sepasang earphone dan volume keras dapat disebut skizofernia?

apakah dengan menenggelamkan diriku pada layar monitor dihadapanku ini dapat disebut skizofernia?

apakah dengan mengunci diriku dikamar sambil menikmati setumpuk buku fiksi dan setumpuk film dapat disebut skizofernia?

apakah dengan menjawab 'tidak tahu" ketika mereka mulai membicarakan jakarta yang mulai terkepung banjir, skandal seorang kyai ternama, bencana alam di mentawai dan meletusnya gunung merapi dapat disebut skizofernia?

entahlah.... dan aku sungguhsungguh tidak peduli dengan apa yang sedang mereka bicarakan. yeaah.. aku dan duniaku itulah yang membuat mereka memberikan label skizofernia padaku.

seorang teman bilang padaku, bahwa skizofernia adalah kata lain dari orang gila. ya.. aku memang gila !

diantara anakanak abah akulah yang paling gila dan karena kegilaanku aku masih bertahan diibukota ini tanpa bergantung pada siapa pun

diantara temantemanku akulah yang paling gila karena suka berpetualang ketempat yang tak pernah aku kunjungi sebelumnya dan sendirian pula.

aku tidak pernah mengenal kata takut ketika aku hidup sendiri di ibukota ini, karena abahku bilang burung pipit aja dipelihara pasti anakNya yang baik dan bijaksana ini juga akan dipelihara.

aku tidak pernah mengenal kata takut ketika aku tersesat dalam perjalananku, karena abah bilang tiap langkahku diatur oleh Tuhan.

jika dengan menjadi orang yang dianggap waras dapat merasakan ketakutan, maka aku lebih memilih menjadi seorang skizofrenia.

Tuhan merancang banyak hal yang buatku berkata : gila !!!!

gila hanyalah sebuah bentuk kekagumanku padaNya. begitu juga ketika mereka mengatakan bahwa aku ini gila.... karena mereka kagum padaku.

hasil testku kali ini juga cukup membuat label gila melekat padaku. hasil test kecerdasanku : bagus.

klo begitu aku lebih memilih menjadi skizofrenia saja ::biggrin::

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ahli jiwa yg ditanyain belom ahli. FYI, skizofernia adalah penyakit bawaan sejak lahir. Dan si penderita biasanya tidak bs bersosialisasi sama sekali.
Anda hanya mengalami fase tidak perduli pada sesama. Fase ini disadari atau tidak timbul karna anda merasa tidak membutuhkan orang lain