Minggu, 28 Agustus 2011

carpe diem

.. terimakasih untuk seorang teman yang sudah membekali saia dengan setoples cake hasil resep, kebulan asap dan perjuangan anda didapur serta terimakasih pula untuk segepok buku yang berhasil membuat ideide itu menjamur seperti hujan yang baru saja datang. terimakasih pula teruntuk seorang teman yang dari bangun pagi hingga saia menutup mata kembali ada disamping saia. teman perjalanan dengan sebuah perjalanan, demi cake or demi cinta? i dunnolah... demikian sajalah saia menikmati perjalanan Rp. 0 tersebut :)

mau ikut gak?
..
kemana ?
..
udahlah buruan mandi!
..
ajegile, baru bangun blum ngopi, blum mandi. kemana dulu?
..
aku tunggu ya.. bleepppp
..
siaul, blum ngapa2in juga...

... yaaa, itulah awal mula terjadinya dan terlibatnya saia akan kisah mereka. tapi kali ini saia tidak ingin membahas cinta kasih yang rumit diantara mereka, selain bukan urusan saia (setidaknya untuk saat ini), kisah cinta mereka juga tidak ada hubungannya dengan judul postingan saia hari ini.

perjalanan kali ini membutuhkan 5jam (kali dua karena pulang - pergi) duduk disampingnya dengan berbagi cerita. usut punya usut ternyata dia adalah teman saia dulu. agak konyol, didalam komunitas kami saat ini setidaknya saia punya 3 teman dari masa lalu. teman sd, yang saia temani untuk menjelaskan pada hati tentang perasaannya sebelum ia pergi ke luar dari negeri ini. teman sekampung di tanah pasundan sana, yang awalnya saia pikir dia adalah kaum mata segaris tapi nama keluarganya yang ada tertera nyaris membuat saia jatuh cinta. nyaris kawan, walaupun nama keluarganya berasal dari tanah ini dan bodynya yang cukup dapat membuat kaum hawa jatuh cinta, ternyata hanya mampu membuat saia sebatas mengagumi ketelitian penciptanya. dan berikutnya adalah teman beda kasta, hahaha... begitulah kami menyebutnya. kali ini dia yang berstatus pendatang dikota ini. begitu tahu dia berasal dari luar pulau, langsung tanya detail dan ternyata dia itu anak kampung sebelah. dan saia cukup tertawa dengan istilahnya kala itu "ooo... jadi lu anak komplek toh, disini juga lu tuh anak komplek? enak bener idup lu "

dan aku hanya mampu tertawa, menertawai logatnya dan menertawai hidup. seenak itukah hidup hamba?

terlalu sering dengar kalimat "enak bener idup lu.." nyaris saja membuat saia terlena. tapi begitu melihat buku bank yang mulai butuh nafas buatan apakah mereka masih mampu mengatakan kalimat itu?

oh yaa... kemaren isengiseng main tarot. 2 kali. dan keduanya bicara tentang hidup. tak usah dijelaskan apa yang sudah dibicarakan oleh si kartu yang satu itu. tapi pada intinya saia seperti sudah di klik kanan dan.... refresh.

petiklah hari dan percayalah (sedikit mungkin) akan hari esok..
kataku pada buku tabungan begitu tiba dirumah.

.. kesimpulannya dari perjalanan itu adalah demi apa pun yang ada dimuka bumi ini, saia akan tetap pada mimpi saia. bukan sekedar mimpi, tapi juga ada pergerakkan.. karena saia percaya ada hari esok :)


nb : untuk seorang teman
cintamu menginspirasiku
kegalauanmu memberikan ide untukku
dan kuemu mengenyangkan perutku

... untuk teman seperjalanan dengan perjalanan
terimakasih untuk penjelasannya dari alasan "kerja", xixixi... i dunno why saia ilfeel pek klo ada kaummu menggunakan kata "kerja" untuk menutupi kebohongan mereka.

Tidak ada komentar: