Rabu, 31 Agustus 2011

pertama

hey... bagaimana dengan benua barumu? menyenangkankah? bagaimana dengan langitnya? apakah sama dengan langit yang ada dipulau dewata? aku yakin, pasti berbeda dengan langit ibukota yang kita lihat dari taman komplek. langit tetangga lebih bagus, teman...

hey... bagaimana dengan awannya? apakah disana lebih menyerupai gumpalan kapas? aah, baru saja beberapa kalimat, kau sudah membuatku cemburu buta. lebih cemburu dari saat kau sibuk memancing, menulis script atau threesome dengan threemasketirmu itu. yaa... aku cemburu saat kau bilang akan pergi.

hey... bagaimana perjalanan lintas benuamu? rasanya inginku asah golok si abah dan ku hampiri kau diibukota sana. tapi kau malah menertawaiku, kau bilang sebutlah no rekening dan datanglah. cih... kau menghinaku dengan hartamu, kawan. jangankan menyebut no rekening, dibayarkan seporsi sate dan segelas es jeruk pun aku tak sudi. kau tahu itu.

hey... tak mampukah kau menungguku kembali ke kota ini dan mengantarkanmu kepada siburung besi saat kau pergi? setidaknya beri aku waktu untuk membuktikan bahwa aku bukanlah pecundang. yeah.. pada kenyataannya aku memang begitu.

hey... tujuh hari sebelum kau meninggalkan benua ini, aku kembali bertanya. bukan untuk menahanmu, tapi setidaknya beri aku kesempatan untuk bisa ditemani olehmu. tak ada lagi teman yang bersedia mendongeng 7jam selain dirimu. tak ada lagi teman yang bisa aku cumbu rayu. tak ada lagi teman yang mengantarkan aku tidur dengan racaukacaunya. tak ada lagi teman yang berkomentar dengan celanacelana pendekku itu.

hey... setidaknya terimakasih sudah mau meracaukacau untukku sebelum kau pergi :)

Tidak ada komentar: