Selasa, 24 April 2012

pada mulanya aku hanya melanjutkan perjalananku seraya bercengkrama sejenak, pada siapa pun makhluk yang ku temui..


ketika aku memberanikan diri keluar dari taman ini, beranjak dari bangku ini:
melepaskan pandanganku dari pelangi
menyudahi perihku pada lebah
mengabaikan buaian angin yang syahdu
bahkan mengalihkan sejajaran semut yang kerap kali membuatku tertawa


aku takkan pernah tahu apa yang akan terjadi diluar taman ini, dan aku tak pernah menyangka dengan siapa aku akan berbicara nanti. que sera sera !


kerap kali aku terjatuh, tertatih dan tercabik
sering kali aku memaki, mengumpat dan mengutuk dunia.. entah demi apa.
aku hanya ingin berdiri, seruku pada diri jiwaku.


kau tahu rasanya terjatuh didunia yang tak kau kenal? ketika semua orang hanya memberikan tatapan mereka semata. aku terhina, tapi untuk apa? ingin menangis, tapi untuk apa? aku hanya ingin berdiri dan melanjutkan kembali perjalananku, hanya itu. mereka sama sekali tak mengulurkan tangan mereka untuk membantuku berdiri. tidak sama sekali.


lalu kau datang, atau hanya sekedar ingin berlalu.. entahlah. kita mulai bercengkarama. tentang basa-basi busuk yang aku sendiri perlu mengkerutkan keningku untuk mengingat kembali. aku tak memperhitungkan hal ini di dalam perjalananku. aku pikir, setelah ini kau pun akan berlalu. aku pikir. pun dirimu, tak mengulurkan tanganmu untukku berdiri.


tapi apa.. aku kembali melanjutkan perjalananku. kau menemani aku memulihkan tenaga, tanpa sengaja dan tanpa ku rencanakan. aku bukan hanya berjalan namun juga berlari mengejar matahari dan bercengkrama dengan rembulan. bukan hanya pelangi yang ku temui.. dan aku pun berteman dengan hujan.


yaa.. pernah ku katakan padamu betapa aku tak bersahabat dengan hujan. bagiku hujan itu menjebak. bayangkan.. akan kemana kau jika hari sudah hujan? macet, becek dan pastinya banjir. begitu pun dengan imajiku. hujan membuatku aku terduduk diam di dekat jendela. mengulang kembali kenangan dimasa lalu. yaa.. aku masih hidup di masa lalu. ketika ibuku memarahiku karena aku sakit setelah mandi hujan.


aku dimasa kecil terlalu ringkih, terkadang aku tak menyukai aku dimasa itu. aku tak dapat menjaga keseimbanganku. aku kerap terjatuh dan akhirhnya terluka. aku kerap sakit hanya karena gerimis. gerimis.. yaaa... hanya tetesan kecil gerimis dapat membuatku terbaring sempurna di rumah. lalu bagaimana mungkin aku dapat bersahabat dengan hujan..


jika sudah begitu, aku hanya dapat memperhatikan hujan dibalik jendela. hey.. apakah kau pernah menatap tetesan hujan yang tepental dari bumi? kau lihat tidak bentuknya seperti apa? aku melihatnya seperti mahkota... yaaa mahkota. hujan telah menjebakku diruang imaji.


padamu ku sematkan sebuah lencana: teman seperjalanan tanpa perjalanan..
denganmu aku mampu berdiri tanpa harus merengek atau pun mengutuk, aku ingin melanjutkan perjalananku (denganmu).

Tidak ada komentar: