Rabu, 13 Juni 2012

i told you!

akhirnya perkara ini membuka perkara lainnya seperti jamur yang sedang panen di musim penghujan. begitu merekah dan siap untuk disantap. namun berbeda dengan perkara kali ini . mereka seperti siap menerkamku bulat-bulat.

semenjak menangani kasus di akhir pekan lalu, tenaga bie seperti sedang terkuras habis-habisan. rasanya ingin tidur panjang dengan harapan ketika terbangun perkara ini sudah usai. yeah.. itu hanya harapan bie semata. pada kenyataannya, tadi pagi saja bie masih harus berhadapan dengan perkara lainnya.

perkara kali ini imbas/dampak dari perkara sebelumnya, dan bie sudah duga ini akan terjadi.

"coba kau tangani dulu..", begitulah pinta emaak di sebrang pulau sana diantara ketidaksadaran bie.

yaa.. beberapa malam ini bie tertidur cukup pulas. mencerna semua ini sendiri dan mempertimbangan segala sisi baik dan buruknya menguras tenaga bie secara akbar.

seraya mengumpulkan tenaga untuk mengingat apa yang dikatakan emaak dan mengumpulkan tenaga untuk bangkit dari pulau kapuk, bie masih terus berusaha mengingat beberapa slide sebelum bie benar-benar tertidur pulas.

terakhir sebelum tidur, bie masih menyempatkan diri mendengarkan kasus yang sedang menimpa depan kamar bie, bie masih mendengarkan perkembangan yang disebrang pulau sana dan bie masih pun masih sempat memaparkan beberapa hal yang tidak diketahui oleh abah dan emaak tentang kasus kali ini. menjelaskan beberapa pertimbangan dan konsekuensi yang akan dihadapi nantinya.

dan kasus ini adalah salah satu dampaknya.

handphone bie dimana-mana dengan tampilan yang sama satu sama lainnya: beberapa panggilan tak terjawab dan pesan masuk yang sama sekali belum bie baca.

jika sudah begini rasanya ingin me-non-aktif-kan semua bendatakbergerak ini.

data terakhir yang cukup menarik perhatian bie adalah panggilan tak terjawab dari ipar bie. what's going on? bukankah semalam bie sudah bilang, bie terlalu lelah dan harus istirahat. lalu kenapa dia masih terus berusaha menghubungi bie? apakah ada hal yang lebih penting dari pada rasa lelah ini?

belum saja bie menghubungi kembali sang ipar, tak berapa lama abah mengirim pesan dengan hal senada yang di pinta emaak. dan disusul abang bie dengan permintaan yang sama. ada apa ini?

panik..

yaa.. itulah kesan pertama yang bie dapat dari abah dan emaak. begitu pun ipar bie. tarik nafas sejenak.

"tolong kau tenangkan dia..", permintaan berikutnya pun menyusul disaat bie seharus mulai larut membabubuta.
"baiklah, tapi jelaskan dulu ada apa sebenarnya. bagaimana mungkin bie bisa mencari solusi dan menangani hal ini jika bie sama sekali buta dengan apa yang sedang terjadi disana."
================================================================================

membagi konsentrasi antara pekerjaan dan kasus ini rasanya semakin membuat tenaga bie seperti batteray yang begitu aus. baru di charge dan tak berapa lama langsung low. beri bie waktu untuk berpikir....

seraya mengantri di bank bie akhirnya menghubungi ipar bie. menjadi pendengar di satu jam pertama. dia meracau dengan kacaunya. lalu tak berapa lama  bie pun meminta diri untuk menjadi pembicara di lima belas menit sebelum mengakhiri pembicaraan tersebut. pembicaraan tersebut membuat bie menarik kesimpulan:

wanita hanya ingin di dengar bukan mendengar
wanita hanya ingin membicarakan bukan dibicarakan

sebelum bie mengakhiri pembicaraan tersebut, ada pertanyaan yang selalu terselip: trus kapan rencanamu menikah bie?"

nyaris saja bie tertawa di antara antrian ini, tak ada korelasi antara kasus ini dengan kapan bie menikah!

tapi yaa tetap saja harus menjawab dan menyikapi hal ini dengan sempurna.
"belum menikah saja awak sudah di pusingkan ini itu, seharusnya yang menjadi penengah itu kalian karena kalian parboru. awak ini berenya.. makanya cepatlah kalian bisa menghadapi masalah kalian sendiri biar nanti awak cepat lepasnya. i told you!"

di adat istiadat keluarga besar bie, defenisi parboru adalah: anak laki-laki dari klan keluarga.
setiap anak laki-laki disebut parboru, dan bagi laki-laki yang sudah menikah tanggungjawabnya akan bertambah lagi. dan bagi anak perempuan dari klan bie disebut bere. selama ia blum menikah maka dia tak begitu dipandang dikeluarga bie. dan setelah menikah ia haruslah loyal terhadap keluarga suaminya. dengan kata lain: sudah dibeli.

untuk generasi bie, banyak parboru yang pada akhirnya menikah dengan wanita diluar klan, dan ini membuat mereka harus lebih banyak beradaptasi. cukup rumit. dan beberapa hal yang menjadi pertimbangan dikasus kemarin adalah hal ini. maka dari itu tiap kali abah dan emaak mengeluh bak sapi yang sedang melenguh bie takkan bosan berkata: kan udah aku bilang... a.k.a i told u!!!

Tidak ada komentar: