Kamis, 12 Juli 2012

kowawa!

*memasuki taman dengan luluh lantak

fuh.
sepanjang minggu ini bisa disebut minggu yang keren dimana bie semakin sadar akan kegunaan jantung. yey... olahraga jantung!!!

seru-seru menengangkan ketika kau harus mencoba plan A, B hingga Z untuk menyelamatkan dirimu sendiri. klimaksnya adalah ketika yang lama datang dan yang baru [harus] pergi disaat yang tak tepat, dan peganganmu pun terlepas. apa yang tak lebih sempurna ketika kau benar-benar sendiri? kowawa!

banyak hal yang terjadi diminggu ini, dan mayoritas membuat bie semakin ingin bertanya: jika dikondisikan seperti ini dan bie berulang kali berseru "anjrit" atau "kampret", termasuk dosa gak ya?

berawal dari pertanyaan seorang teman atas kelangsungan hubungan bie dengan ehmm.. lelaki yang tak bie beri nama. entahlah, bie tak tertarik untuk memberikannya sebuah nama seperti yang bie lakukan oleh penghuni kebanyakan.

"jadi?"
"ndak ada ujung, secepatnya harus dibuat ujung"
"sampai kapan?"
"argh.. sampai aku menggenapi janjikku, dan kau tahu apa isi janjiku bukan?"
"dan itu berarti bulan ini?"
"yeah.. aku lupa tepatnya, tapi yang aku tahu aku harus mencari pegangan agar tak terjatuh. kau tahu, aku tak mampu berdiri sendiri..."
"baiklah.. waktumu tak banyak, ini sudah juli"
*panik* *rampas kalender ditangan teman* "da*n!"
"kau kenapa?"
"ternyata hari ini....!!!!"

bie pun bergegas datang ke hadapannya. lelaki yang pernah berbagi suka dan duka. malam itu dengan terburu-buru pun bie memilih tangan mana yang harus bie pegang.
"kau kenapa?", tanyanya seperti biasa
"abaikan saja aku, beri tahu hasilnya saja.."
"postive..", ujarnya menutupi kebahagiannya
"semangaattt...!!!", aku pun tak urung tertular aura bahagianya
"terimakasih..", ujarnya tanpa pelukan tanpa kecupan. flat. as always.
"baiklah.. aku harus pergi", ujarku seraya mengemasi satu persatu harta bendaku disana. pun hatiku. aku harus membawa pergi hatiku kembali. dan lelaki itu tak bergeming, ia masih tenggelam diantara kepingan-kepingan masa depannya. selamat menjadi masa lalu, ujarku pada diriku sendiri.

langkah pertama meninggalkannya bie masih mampu mengatur nafas dan mimik. dan tepat dilangkah sepuluh bie mulai kesulitan. adalah sang kodok yang bie cari. bie seperti merengek-rengek didepan tempurungnya: save me!. hingga ketika ia berkata: teman-temanmu tak ada yang dapat menyelamatkanmu?. fuh, oke sip.. jawab saja pertanyaannya dan atur langkahmu untuk mencari tempurung, rumah atau cangkang lain yang bisa bie jadikan tempat untuk berlindung.

kowawa..  berjalan sendiri dibawah bulan tak sempurna dengan hati yang luluh lantak. sendu.

aku pun mengayuh sepedaku ke sudut jakarta. menikmati lampu-lampu jalan dan barisan tak beraturan para wanita penjaja kepuasan. dan diiringi dengan makian-makian kecil yang entah ditujukan kepada siapa. disana.. aku mendapatkan rasa syukur. fuh. setidaknya masih ada aku yang lebih baik dari mereka.

mentari pun menggantikan tugas bulan. berharap aku sudah baik-baik saja akan keputusanku itu. dan sore menjawab lebih awal dari pada biasanya, tempurung sang kodok bukan lagi tempat yang tepat untuk bie berlindung. sudah ada penghuni diruang itu, ehmm memang tidak selayaknya bie merengek-rengek didepan tempurungnya.

kode etik. ya, bie bicara kode etik disana.
beliau bilang tak menjadi permasalahan jika intensitas bie masih sama, tapi tidak bagi bie. bie lelah dengan label perebut. lebih baik menjaga jarak dari pada harus tersakiti oleh pernyataan dan kesimpulan yang akan menyakitkan dikemudian hari.

bie pernah tanya hal ini ke teman sepulau namun beda kampung.. dan bie sependapat dengannya. jaga jarak dengan mereka yang sudah berpenghuni, tak peduli kau punya rasa atau tidak dengan orang tersebut.

fuh.
kowawa.

namun sebelum sore menjemput, lelaki negeri ayam tepung goreng menjawab pesan bie. kau membaca suratku ditaman ini? ah, kau tak lebih dari seorang pecundang. maaf, atas kejujuran bie.

terlalu banyak kejutan diminggu ini. dan salah satu doa bie adalah: semoga saja ini tak membuat bie kehilangan arah..

*sambil cari pegangan lainnya

Tidak ada komentar: