Minggu, 09 Desember 2012

peduli.

beberapa tahun ini bie mulai menjauhkan diri dari berita cetak mau pun media, kecuali dunia maya. apalagi setelah bie kembali ke ibukota ini. bie yang biasanya setiap hari baca surat kabar, memutuskan untuk tidak peduli dengan apa yang terjadi diluar sana. kenapa?

bagi bie, semakin kau tahu banyak hal maka kau akan semakin merasa benar atau merasa pintar. tidak membaca surat kabar bukan berarti bie tidak mau tahu soal kebenaran. ini bicara tentang dirimu sendiri. untuk apa tahu bila hanya sekedar sebagai pembaca?

jadilah pelaku.

ini tentang peduli.
social - media menurut pandangan dan pendapat orang-orang yanga ada disekitar bie adalah sebuah kegiatan yang menghabiskan waktu. ya, seperti itulah mereka berpendapat dan sempat membuat bie mengumpat.

jika kegiatan 'main-main' adalah sia-sia, lalu demi apa ada pekerjaan sebagai penjual mainan atau si pembuat mainan itu sendiri?

ah, aku tak ada waktu bie untuk bersosialisasi di social - media, begitulah salah satu alibi salah satu rekan bie.

waktu.

kau tahu apa yang tak dapat aku akrabkan di dunia ini? waktu.
bagaimana dengan jarak? ah, aku masih berteman dekat dengannya.

jarak. waktu. atau apa saja akan mendukungmu jika kau peduli.

bie peduli dengan orang-orang yang ada disekitar bie dari pada mereka yang terpisah jauh ribuan kilometer dari bie. namun bie pun harus peduli dengan mereka. semisal, beberapa waktu yang lalu seorang teman di-dunia-maya sedang kelimpungan mencari info tentang sebuah daerah yang ehmm... bisa kenal betul dengan daerah dan orang-orang yang tinggal disana.
yang pertama bie lakukan hanyalah menyimak, memperhatikan dan menyakiti diri sendiri. lho? ok.. ok.. ok.. untuk aktivitas yang ketiga hanyalah gurauan belaka. ehmm.. agak kesel sih kalau berhadapan dengan orang yang tidak-peduli-an. dan ketika kesal ditahan, maka sakit hati sendiri tanpa alasan. bie!

maka dari itu, di-social-media banyak ditemukan hal-hal yang menarik perhatian dan rasa peduli [kita]. bagi bie, dunia social-media lebih dekat dari pada kabar yang disampaikan oleh koran atau apalah namanya. seminimal mungkin bie tidak ingin terlibat disana.

bie peduli dengan apa yang bie suka. bukan sekedar sebagai pembaca tapi juga pelaku. semisal, banyak akun yang menuliskan tentang kemacetan ibukota atau kebodohan bangsa ini. apakah mereka hanya ingin mengeluh namun tidak melakukan apa-apa?

persetan dengan mereka yang bicara tentang ayat atau firman tuhan di social-media. bie tak peduli. bagi bie, mereka yang seperti itu adalah kategori yang ehmmmm egois. mereka hanya peduli tentang tuhan dan focus pada tuhan namun lupa tuhan ada dimana-mana. termasuk anak tetangga yang belum mampu membaca atau menulis. mereka lupa bahwa tuhan pun ada diantara mereka yang sedang berdesak-desakkan dihalte.

kemarin bie berkeliaran dijakarta. seharian. terjebak macet. bokong tepos. lalu? bukankah itu adalah hal yang lumrah di ibukota? yeah, kau bisa saja mengeluh di social media atau menumpat pemerintah ibukota. kau bisa saja melakukannya. tapi ada hal lain yang sebaiknya dan seharusnya kau lakukan. 

peduli saja dulu dengan keadaan disekitarmu.
kau tak suka macet? yaa.. apa tindakanmu agar ibukota tak lagi macet.
kau tak suka melihat bangsamu dibodoh-bodohi oleh bangsa lain? yaa.. apa tindakanmu agar generasi-muda ini lebih cerdas darimu

dibutuhkan kepedulian untuk hidup.
seperti aku peduli padamu.
aku tak pernah diam.

Tidak ada komentar: